Tak akan terganti

8 2 0
                                    

Menyusuri malam diatas motor berdua sambil memeluk dirinya. Terlintas tanya dalam benakku "Sampai kapan kita bisa menikmati saat-saat seperti ini?"

"Kita mau kemana sih? Masih jauh ya?", suaraku seperti terbawa angin. Semoga dia mendengar.

"Lumayan jauh, kita ke daerah atas ya?", jawabnya setengah berteriak.

Suhu udara sangat dingin, aku menyesal  hanya memakai cardigan tipis. Kalau aku tahu bakalan ke daerah atas pasti kupakai jaket yang lumayan tebal. Padahal sepanjang perjalanan aku sudah memeluknya, ternyata tidak membuat badanku menjadi hangat.

"Kedinginan ya Nes?", sepertinya dia tahu yang aku rasakan.

"Iya, masih jauh ya?"

"Nggak juga sih tinggal dekat lagi. Harusnya tadi aku bilang ke kamu ya kita mau ke atas?"

"Kan kejutan!"

"Jadinya kamu kedinginan gara-gara kejutan"

Kemudian dia meminggirkan motornya. "Kenapa Sa? Kok berhenti?"

"Nih, pakai jaketku kalau kamu kedinginan"

"Eh, jangan! Kamu tuh yang didepan lebih terasa dingin. Lagian udah dekat kan?"

Aku nggak mau dia sakit atau masuk angin hanya karena meminjamkan jaketnya untuk kupakai.

"Yuk jalan!, biar cepat sampai"

Sekitar 10 menit akhirnya kami sampai. Dan begitu sampai dipelataran depannya, aku langsung menyukai tempat ini.

Hanya Cafe kecil, tidak terlalu ramai. Sayup-sayup kudengar suara live music memperdengarkan lagu dari band ternama di tanah air. Pilihan tempat nongkrong yang bagus, menurutku.

"Kita duduk didalam ya? Diluar dingin"

"Tapi aku suka duduk diluar, bisa lihat lampu-lampu kota bawah. Menurutku pemandangannya cantik"

"Begini aja, kita duduk didalam, cari tempat yang duduknya dipinggir. Jadi masih bisa lihat pemandangan kota bawah"

Didalam tidak terlalu ramai, jadi kami masih bisa mendapatkan tempat yang kami inginkan. Sambil memandangi kerlap-kerlip lampu kota bawah dimalam hari menurutku sangat menyenangkan.

Aku pernah mengatakannya bahwa saat pagi dan malam hari memiliki keindahannya sendiri.
========

"Kok bisa tau tempat ini sih?"

"Belum pernah ketempat ini, atau belum pernah ke kota atas?" dia balik bertanya.

"Belum pernah ketempat ini, kalau ke kota atas sih sering"

"Memangnya kemana aja kalau ke kota atas?"

"Ke kos temen-temenku, kan aku punya beberapa teman yang tinggal didaerah sini"

"Dan mereka nggak pernah ngajak kamu nongkrong disini"

"Ya jelas nggak pernahlah. Kumpulan mahasiswa kere seperti kami nongkrongnya diwarmindo"

"Apa itu warmindo?"

"Warung makan indomie"

"Ohhhh, hahahaha anak kos sekali ya kalian ini"

"Karena kami anak kos kere, kalau punya duit ya mungkin nggak pernah juga berkunjung ke warmindo", kataku sambil tertawa.

"Tapi aku pernah nyaris bangkrut juga makan disitu"

"Memangnya kenapa?"

"Aku kalah taruhan bola, nraktir temen-temenku makan disitu. Mereka itu bener-bener nggak punya perasaan. Makannya ganas banget. Kapok aku taruhan bola sama mereka".

Anesta dan Mahesa ( Sudah dicetak )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang