☆
Memilih tetap berjuang atau berhenti dan berbalik?
☆Jeje
Di Minggu pagi gue memutuskan untuk bangun pagi, alesannya bukan karena mau jalan bareng Caka. Tapi gue mau lari pagi di sekitaran komplek. Kayaknya semenjak pandemi gue jarang banget olahraga. Gue lari cuma dua puluh menit lalu dilanjut cari bubur ayam yang biasa mangkal depan lapangan basket komplek.
Ditengah asiknya makan bubur ayam, gue lihat ada Farhan naik motor menuju arah gue. Rumah Farhan deket dari rumah gue, beda komplek aja kita. Palingan kalo dari rumah Farhan ke rumah gue cuma sepuluh menit kalo jalan kaki. Makanya pas dia kerja di KAP yang sama gue seneng soalnya kadang bisa nebeng dia.
Farhan turun dari motornya lalu nyamperin abang tukang buburnya.
"Bang bubur ayam nya satu, nanti punya dia gue yang bayar. Uang gajian gue masih sisa banyak kalau cuma buat bayarin bubur ayam doang mah" Kata Farhan sambil menunjuk ke arah gue.
"Siap mas" Kata abang penjualnya.
Gue yang udah dongkol lalu nyeletuk aja.
"Songong lo Han, mentang - mentang kemarin dapat bonus sombong lo, gue doain jodoh lo seret".
"Eh eh sesama jomblo gak boleh ngedoain jodoh seret, malah siapa tau kita jodoh gimana hayo Je, kualat nanti lo". Kata Farhan sambil mengaduk bubur milik dia.
"Ogah jodoh sama lo, ngapain lo sampe sini. Bisanya juga sarapan di rumah." Kata gue sambil memakan bubur ayam yang nggak gue aduk.
Gue suka aneh liat orang makan bubur kok diaduk apa nggak eneg liat tampilannya. Gue suka nya nggak diaduk berasa kaya makan nasi gitu, kan lebih mantap.
"Gue mau apel ke rumah lo". Kata Farhan sambil duduk di samping gue. Farhan cuma pakai celana kolor sama kaos oblong gini kok dibilang mau apel. Nggak liat tampilannya kaya bangun tidur belum gosok gigi. Jangan - jangan abis bangun dia langsung ke sini. Gue cuma ngebatin aja.
KAMU SEDANG MEMBACA
GROW OLD WITH YOU
ChickLitSiapa yang tahu? Takdir Tuhan membawa Caka dan Jeje bertemu kembali setelah 10 tahun tak bertatap muka. Mereka dipertemukan oleh takdir yang entah akan membawa mereka berlabuh kemana? P R A L A