☆
Hanya bisa berharap, bahwa kamu adalah yang terakhir untukku
☆
Jeje
Gue suka bingung dengan Caka. Omongan dia itu nggak bisa ditebak, alias random banget. Siapa yang nggak kaget kalau di restoran dan sedang menunggu menu pesanan datang dia tiba-tiba nawarin komitmen buat pacaran.
Nggak bisa ya nunggu pesanan datang, atau kalau bisa romantis sedikit di taman atau dimana lah gitu ini direstoran tanpa embel-embel kata-kata yang manis dia langsung aja ngomong ngajak pacaran. Secepat itu, gue sampai bengong sangking kagetnya.
Dan lucunya lagi pesanan gue dan Caka datang pas setelah dia mengutarakan perasaannya itu. Mas-mas pelayan yang nyadar situasi sedang akward menambah kecanggungan suasana kami. Gue tau Caka malu abis soalnya timing nya nggak tepat.
Sebenernya gue kasihan sama dia karena udah terlanjur ngomong dan dia nunggu jawaban dari gue. Tapi gue sedikit mengulur waktu untuk kita makan terlebih dahulu.
"Cak makan dulu ya, keburu dingin. Kita lanjut obrolannya nanti aja." Kata gue kepada Caka.
Gue lihat Caka hanya menganggukkan kepalanya setuju dan kita berdua makan dalam diam sesekali saling lirik satu sama lain, dan hal itulah yang menambah rasa malu gue karena kepergok ngeliatin Caka makan. Mungkin Caka juga ngerasain hal yang sama. Ya gimana kita makan berhadap-hadapan ya pasti saling lihat satu sama lain.
"Je santai aja nggak apa-apa jangan buru-buru gitu makannya. Gue nggak maksa lo jawab sekarang kok". Kata Caka sembari memakan nasi gorengnya yang hampir habis itu.
"Iya ini nggak buru-buru kok, emang gini makannya gue Cak." Kata gue kemudian mengambil sesendok kwetiau ayam goreng gue yang juga hampir habis.
"Dari SMP lo nggak berubah ya Je, masih sama cara makannya yang cepet gitu." Kata Caka sambil tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
GROW OLD WITH YOU
ChickLitSiapa yang tahu? Takdir Tuhan membawa Caka dan Jeje bertemu kembali setelah 10 tahun tak bertatap muka. Mereka dipertemukan oleh takdir yang entah akan membawa mereka berlabuh kemana? P R A L A