Sembilan : Memperbaiki

86 15 7
                                    


It only takes one cure, that is forgiveness

☆It only takes one cure, that is forgiveness☆

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Caka

Benar memang apa yang dibilang Rendy, gue lembek banget alias cemen jadi cowok. Saat akan memasuki gang rumah Naya tiba - tiba nyali gue menciut. Gue takut banget kalau berakhir mengenaskan. Kan malu kalau datang jauh - jauh ke sini cuma dijawab penolakan. Tapi sisi lain hati gue menyemangati untuk terus maju menghadapi segala rintangan.

Motor gue memasuki halaman rumah Naya yang pagarnya nggak dikunci. Apa nggak takut kemalingan ya pagarnya nggak dikunci. Rumah gue dulu pernah pagarnya nggak dikunci semaleman, tanaman hias punya Mama ada yang raib mana itu harganya mahal banget berapa ya zaman dulu tuh yang masih nge trend- nge trend nya kalo nggak salah namanya Gelombang Cinta. Mama punya banyak, yang diambil yang paling besar. Udah lah itu keesokan harinya heboh satu rumah. Nyalahin satu sama lain siapa yang nggak ngunci pager. Gue yang pada saat itu yang terakhir pulang malem langsung kicep. Dan omelan Mama berakhir hanya dengan  "Udahlah nanti Papa beliin lagi". Emang cuma Papa yang bisa bikin Mama luluh. Seneng banget tuh gue pas itu jadi nggak dimarahin.

Ini gue mau ketemu Naya malah mikirin pager rumah yang nggak dikunci. Akhirnya gue fokus untuk memarkirkan motor gue di depan halaman rumah Naya.

Dari arah garasi yang masih tertutup. Tiba - tiba terbuka dengan Naya yang bersiap ingin mengeluarkan motornya. Tampilannya rapi banget. Kaya biasa kalau mau ngedate sama gue.Tapi niatnya untuk mengeluarkan motor terhenti ketika melihat gue datang.

Tapi niatnya untuk mengeluarkan motor terhenti ketika melihat gue datang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Loh Caka ngapain kesini? Kok nggak WhatsApp aku dulu?

Gue yang baru aja turun untuk memarkir motor langsung nyeletuk.

"Mau apel lah Nay, biar surprise" Kata gue bercanda.

"Yaudah masuk dulu" Jawab Naya dengan datarnya sambil memasukkan kembali motornya ke dalam garasi. Dia kayaknya nggak jadi pergi.

GROW OLD WITH YOU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang