Delapan : Rasa yang Baru

101 15 6
                                    


Yang bisa dilakukan hanya percaya dan yakin

☆Yang bisa dilakukan hanya percaya dan yakin☆

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jeje

"Je nanti malam minggu keluar yok"

Itu kata pertama yang diucapkan Farhan ketika gue duduk di meja kerja gue setelah gue dari toilet.

"Kenapa tiba - tiba ngajakin malmingan. Ini kan masih hari Kamis"

"Ya nggak papa, nge booking jadwal lo dulu, siapa tau udah di booking sama yang lain"

"Heh ngawur, kaya gue barang aja di booking."

"Hahaha becanda, jadi gimana. Mau nggak?"

"Yaudah mau aja gue mah tapi jemput gue yak anterin pulang sekalian"

"Siap tuan puteri" Kata Farhan dengan semangatnya. Kok gue baper ya dipanggil tuan puteri. Gue lalu memandang wajah Farhan yang terlihat bahagia sekali gue mengiyakan ajakannya. Nggak kerasa timbul secercah senyum di wajah gue tanpa gue sadari.

Gue nyaman dengan Farhan, dengan adanya kehadiran Farhan membuat hari - hari gue sedikit lebih cerah dengan candaannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gue nyaman dengan Farhan, dengan adanya kehadiran Farhan membuat hari - hari gue sedikit lebih cerah dengan candaannya. Boleh nggak sih gue bantu Farhan move on. Tapi dianya aja sulit untuk keluar dari kubangan penderitaan dia sendiri. Walau sudah dibantu pun kalau dari dia nya nggak mau melangkah. Gue bisa apa.

Gue dari jauh melihat mbak Widya mengedipkan sebelah matanya. Bertanya tanya apa maksud mbak Widya.

"Han lo liat deh mbak Widya aneh banget masa tadi kedip - kedip mata".

"Tau tuh. Kelilipan kali dia".

Orang yang diomongin tiba - tiba datang menuju ke arah gue dan Farhan.

"Ati - ati nanti kalian berdua jadi nyaman kualat kalian nanti." Kata mbak Widya.

"Nggak bakal mbak gue sama Jeje, bukan tipe gue dia. OGAH".

Gue hanya diam mendengar jawaban Farhan. Dia juga pasti bercanda, kenapa bagi gue kaya bukan bercanda. Gue yang sebel langsung keluar dari meja menuju dapur kantor untuk sekedar menghindar dari pembicaraan tadi.

GROW OLD WITH YOU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang