Empat Belas : Runtuh Bersama

98 14 1
                                    


"Tunggu aku" tapi kamu menyerah

☆"Tunggu aku" tapi kamu menyerah☆

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jeje

Gue nggak tahu bakal sesakit ini dengar Farhan balikan sama Sarah, harusnya gue udah mempersiapkan hati kalau akhirnya hari ini bakal terjadi. Gue hanya terlalu takut untuk memikirkannya. Dan akhirnya yah seorang Jeje telah jatuh. Jatuh dalam perangkap yang dibuatnya sendiri. Pun gue nggak menyesal karena setiap jalan yang gue tempuh udah ditakdirkan. Udah ada yang ngatur setiap langkah dalam hidup.

Hanya saja mungkin saat ini gue butuh pelampiasan, salah satunya dengan menangis. Sebisa mungkin gue tahan, setetes air mata ini nggak bisa untuk tidak keluar. Tapi di detik selanjutnya gue menahan untuk tidak menangis.

"Je lo nangis". Itu kata yang keluar dari mulut Farhan.

Gue tahu dia khawatir, kenapa gue tiba-tiba nangis. Yang Farhan tau Jeje itu orang yang kuat dan nggak mungkin menaruh harap dengan dia. Tapi entahlah sekarang gue nggak terlalu memikirkan apa yang Farhan rasa. Sebisa mungkin sekarang gue hanya menjawab dengan berbohong bahwa gue baik - baik saja.

"Nggak apa apa Han. Tadi kelilipan trus gue kucek jadi ada air nya. Santai aja lo."

"Halah lo bohong Je, keliatan kalo lo nangis

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Halah lo bohong Je, keliatan kalo lo nangis. Ada masalah Je? Lo bisa cerita ke gue". Kata Farhan.

Gimana mau cerita, sumber masalahnya itu lo Han. Dasar nggak peka. Harusnya lo peka lah. Emang gitu ya kadar kepekaan seorang Farhan tuh rendah banget. Kalo urusan bercanda aja dia aja nomor satu, tapi kalau urusan kepekaan dia salah satu manusia dengan tingkat kepekaan yang rendah. Mood gue yang tadi anjlok abis tambah anjlok lagi.

"Nggak ada. Mungkin gue terharu lo balikan sama Sarah. Akhirnya Han lo nggak galau lagi, semoga lo bahagia sama Sarah. Dijaga komunikasinya, biar kejadian yang lalu nggak keulang". Ucap gue sambil tertawa pura-pura.

"Han pesanannya gue yang ambil ya kayaknya udah jadi tuh. Dari tadi baristanya udah manggil - manggil nama kita, kelamaan sih lo tadi nggak nungguin di dalam sekalian malah nyamperin gue. Gue nggak bisa nongkrong lama - lama disini Mama udah WhatsApp tadi suruh pulang cepat. Mbak Sandra ke rumah sama anaknya." Ucap gue berbohong kepada Farhan.

GROW OLD WITH YOU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang