BAB 15

407 25 2
                                    

Elle langsung memantik scented candle yang ia beli di perjalanan pulangnya, ia butuh aromaterapi untuk menenangkan pikiran kalutnya. Setelah mengganti pakaian kerjanya dengan sebuah black tee, Elle menidurkan tubuhnya di atas kasur.

Ia ingin sekali segera menceritakan pada Alden mengenai Catra. Tapi itu berarti ia juga harus memberitahu sang suami jika istrinya telah membicarakan suaminya sendiri dengan pria lain, atau mantan kekasih tepatnya.

Ini bukan masalah Elle yang tidak bisa menjaga persoalan rumah tangganya saja, tapi juga tentang Noah. Alden pasti akan tahu jika istrinya itu merasa tidak nyaman dengan hubungan persahabatan antara Noah dengannya. Of course she can't let that happen.

Perempuan itu mencoba memerika ponselnya. Ada pesan dari Alden, finally. Suaminya itu menanyakan tentang meeting-nya dengan Vincent Pullin tadi. Elle segera membalas dengan mengatakan dirinya sudah di hotel, dan tentu saja bertanya tentang Noah. Ia tetap khawatir tentang sahabat Alden itu, tapi juga ingin tahu perkembangan situasi di sana. Setidaknya jika keadaan membaik, perhatian Alden bisa kembali.

Senyum Elle langsung tampak begitu terdengar dering masuk ponselnya, ada nama Alden di sana. Iya, telepon pertama setelah lebih dari satu hari sang suami belum mengabarinya.

"Elle, Peach. Maafkan aku baru bisa menghubungimu. Kamu sudah di hotel?" Suara Alden terdengar memburu.

"Tidak apa-apa, Alden. Iya, aku baru saja sampai. Kamu baik-baik saja, kan?"

Alden menghela nafas di sana, "aku baik-baik saja, tapi Noah belum. Demamnya belum turun. Mama baru menghubungi dokter. Kita pikir itu demam biasa, tapi sepertinya sedikit serius."

Elle ingin mendesah, tapi ia menahannya. Tidak mungkin ia mengeluh di saat genting seperti ini, ia bukan anak kecil. "I see, lalu kondisi Noah bagaimana?"

"Noah masih belum bangun. Terakhir dia sadar, mama langsung membantunya makan dan minum obat. Agak sulit, karena Noah benar-benar tak bertenaga." Alden mengusap wajahnya lelah. Pria itu bahkan tidak memperhatikan waktu istirahat dan pola makannya lagi karena ia harus bekerja jarak jauh sekaligus memperhatikan Noah.

"Kenapa tidak dibawa ke UGD, Alden?"

"Noah tidak mau. Akan ada berita yang kurang nyaman kalau publik tahu kondisinya nanti. Belum lagi Isla, dan keluarga Noah sendiri."

Elle mengerutkan alisnya, orang tua Noah belum tahu keadaan anak mereka? "Keluarga Noah?" tanya Elle bingung.

"That's right. Dia melarangku menghubungi orang tuanya. Noah ingin menyelesaikan masalah ini saat ia sudah siap. Dia juga tidak ingin Isla terbawa lagi, setidaknya Isla bisa menyelesaikan hubungan mereka dengan damai."

Elle menutup kedua matanya, menahan emosi. Tapi perempuan itu juga tahu, ini bukan salah Noah. Semua kejadian yang menimpa pria malang itu bukan keinginannya. Termasuk bagaimana ia kehilangan perhatian Alden beberapa hari ini, itu juga bukan kesalahan Noah.

"Aku mengerti. Semoga semuanya segera membaik," Elle berkata dengan tenang.

"I hope so. Hei, bagaimana dengan meeting bersama Vincent Pullin hari ini, Elle?"

"Semuanya lancar, tadi aku meeting bersamanya dengan Catra."

"Ah, syukurlah. Aku yakin Catra sangat membantumu di sana." Oh, seriously, Alden? Elle benar-benar tak habis pikir bagaimana suaminya bisa berpikir seperti itu. Lelaki itu baru bertemu dengan Catra satu kali, tapi dengan mudahnya ia bisa mengambil kesimpulan jika Catra adalah orang yang tak perlu dia khawatirkan? Seorang mantan kekasih istrinya.

Best BelovedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang