"Bagaimana menurutmu?" tanya Alden setelah ia memutar rekaman lagu terbarunya yang ia nyanyikan bersama Hazal Işler. Seorang musisi wanita berdarah Turki, sama seperti dirinya.
"Beautiful. Sesuai dengan konsep lagunya." Ujar Elle kemudian mengacungkan ibu jarinya dengan bangga, matanya tampak berbinar.
"Aku belum pernah bernyanyi dalam bahasa Turki, sebenarnya."
Elle tertawa, "untuk bahasa Turki tentu saja aku tidak terlalu mengerti, tapi untuk musiknya menurutku bagus."
"Terima kasih, Love." Pria itu mengecup pipi istrinya dalam. Mereka tertawa bersama.
"Suara Hazal indah ya, seperti apa dia?" Elle mengakui suara wanita yang belum pernah ia ketahui itu menawan, dan bisa mengimbangi suara Alden dengan sangat indah.
"Hmm, perempuan yang cukup enerjik dan bersemangat. Kalau berada di sampingnya aku kalah bersinar."
Elle tergelak mendengar penjelasan suaminya, "Seperti Sophie dan Isla ya?"
Alden mengangguk pelan, "dan punya banyak cerita, tentunya." Ia menatap wajah perempuan di hadapannya tersebut, mencoba membaca pikiran istrinya.
"Kamu ingin bertemu dengannya? Aku yakin kamu pasti akan menyukainya," tawar lelaki itu dengan lembut.
Wanita itu mengelengkan kepalanya menolak, "sepertinya aku belum ada waktu kosong beberapa hari ke depan, di studio sedang banyak proyek. I'm sorry, Alden."
Alden tersenyum mengerti, lelaki itu meraih tangan Elle kemudian menciuminya. "Aku tidak mau kamu berpikir tentang hal yang tidak penting ya, Peach."
Elle tertawa kecil. Ini memang kali pertama bagi Alden memiliki pasangan kerja seorang wanita. Walaupun suaminya itu pernah beberapa kali mengencani wanita, Alden tidak pernah bisa mencintai wanita-wanita itu sepenuhnya. Kalau menurut Sophie, ini karena mereka yang mengajak seorang Alden Arslan untuk mengencani mereka terlebih dahulu, bukan sebaliknya.
"I will not, Alden. Semoga perilisannya nanti lancar ya. I'm so proud of you, Husband." Elle mengecup pipi Alden yang dipenuhi oleh janggut halus pria itu. Wanita itu menyukai penampilan Alden yang lebih dewasa seperti ini.
Alden meraih dagu Elle, menelusuri bibir istrinya dengan lembut. "Aku mencintaimu, Grizelle."
__
Entah kenapa, Elle belum ingin pulang malam ini. Alden sedang berada di Istanbul selama 4 hari ke depan untuk kegiatan promosi single terbarunya. Ia tidak ingin mengajak Cloe ataupun Bethany untuk makan malam bersama, dua sahabatnya itu sepertinya terlalu lelah hari ini.
Wanita itu akhirnya memutuskan untuk menghabiskan malam di kafe favoritnya, Kennington Lane Café. Setelah ia memesan mix juice-nya Elle mencoba mengisi waktu dengan melanjutkan bacaannya. Sebuah buku karya Matthew Thomas akan menemaninya malam ini.
"Elle?" Sial, this voice.
Elle mengalihkan perhatiannya pada sosok yang sedang berdiri didepannya.
"Oh, hai, Catra." Elle mencoba bersikap ramah. Sebetulnya perempuan itu jauh lebih tenang dibanding sebelumnya saat ia harus berhadapan dengan Catra. Setidaknya, lelaki itu tahu ia adalah wanita yang sudah bersuami sekarang.
"Apa kamu bersama seseorang?" tanya Catra santai.
Elle menggeleng pelan, ia tidak mungkin berbohong kan? Walaupun ia sedang ingin sendiri sebenarnya.
"Do you mind if I sit here?" tanya Catra hati-hati. Pria itu hanya ingin menghabiskan waktu dengan Elle. Dan mencoba untuk mengurangi jarak di antara mereka.

KAMU SEDANG MEMBACA
Best Beloved
Romance"You are the best that I've ever had, Grizelle." Alden mencium kening perempuan di dekapannya dalam. Ia tak akan pernah bosan memberi tahu Elle betapa ia mencintai istrinya itu. Elle mengeratkan pelukannya setelah Alden selesai mengecup keningnya...