Alden hanya bisa memperhatikan sahabatnya dengan putus asa. Sudah lama sejak ia melihat Noah merokok apalagi minum seperti ini. Alden mengajak Noah pergi ke studio Ashwood, pria yang pukul dua pagi menelponnya hanya untuk berkata, "I need your time.".
Noah menuang kembali cairan whisky yorkshire kedalam rock glass miliknya, diliriknya Alden sesaat. "Maafkan aku, Alden. Sangat tidak penting, bukan?"
Alden tersenyum getir. Pria itu mengeratkan ikatan hoodie di kepalanya, "Doesn't matter, Buddy. I got you, okay. Apa kamu bisa menceritakan padaku sekarang?" Ditepuknya punggung Noah perlahan.
Sorot mata Noah menjadi kosong, "Isla, she wants everything to be over." Noah berusaha mengucapkan setiap perkataannya dengan pelan.
"What do you mean with to be over?"
Noah tersenyum kecil, lelaki itu meneguk cairan whisky-nya cepat, "Us, semua yang ada di antara aku dan Isla, Alden."
Alden mengerutkan keningnya, "tapi kenapa?"
"Setelah tidak mengabariku seharian penuh, Isla menelponku. Dia hanya mengatakan hal itu, dan langsung mematikan sambungannya. Dia bahkan mematikan ponselnya."
Isla Leigh, perempuan itu sedang berada di Birmingham. Belakangan ini tunangan Noah tersebut memang sedang sibuk mempersiapkan bisnis studio fitness-nya di sana. Noah selalu menganggap wanita yang ia cintai itu hanya terlalu sibuk untuk menanggapi dirinya, tapi ternyata ia salah.
"Kapan Isla pulang?" Tanya Alden.
"Seharusnya dua hari lagi, jika dia masih memegang ucapannya."
"Kau tidak menyusulnya?"
Noah menyeringai, "Itu dia. Sahabatmu yang bodoh ini tidak bertanya tunangannya menginap di mana." Hal ini tidak terjadi sekali dua kali. Noah sangat percaya dengan Isla, bukan kewajiban Isla untuk memberitahu segala informasi mengenai dirinya pada Noah. Ia ingin Isla memiliki kebebasannya sendiri.
"Isla, sepertinya tidak ingin aku tahu segala tentang dirinya belakangan ini. Kukira dia sedang jenuh dan butuh waktu sendiri. So, I let her be."
Alden paham. Pria mana pun akan sedikit takut ketika wanita yang mereka sayangi biasanya adalah sosok yang terbuka dan riang tiba-tiba sedikit menjauh. Noah hanya tidak ingin memperparah keadaan.
"Do you want me to talk to her?"
"No need. Isla tidak pernah suka orang lain terlibat di hubungan kita." Pria itu mengusap wajah merahnya kasar, ia benar-benar mabuk sekarang.
Alden menghela nafasnya berat, "apa yang akan kamu lakukan, Noah?"
"Aku akan menunggunya pulang. Kalau dia tidak pulang sesuai tanggal yang aku tahu, aku akan menyusulnya."
"Apa kamu tidak mau mencoba dari teman-temannya dulu? Atau mulai dengan Leah mungkin? Dia pasti tahu sesuatu tentang adiknya bukan?" Alden mencoba memberikan saran.
Noah menggeleng, "Seperti yang kukatakan, Isla tidak pernah suka hal-hal itu. Kita pernah begini sebelumnya, walau tidak separah ini, dan aku tau bagaimana menghadapi wanita itu." Lelaki itu, menyandarkan punggungnnya di sofa lalu menutup mata dengan lelah.
Alden mengangguk mengerti. "You will get her back. Aku yakin kamu bisa melewati ini, seperti sebelumnya."
__
Elle hanya bisa kembali mendesah saat memeriksa ponselnya, belum ada kabar dari Alden. Suaminya itu tidak bersamanya saat ia bangun tidur pagi tadi, dan tidak pula ada di apartemen mereka. Elle bisa mengingat lelaki itu mencium keningnya semalam sebelum berlalu dari kamar, yang ia pikir hanya mimpi.

KAMU SEDANG MEMBACA
Best Beloved
Romance"You are the best that I've ever had, Grizelle." Alden mencium kening perempuan di dekapannya dalam. Ia tak akan pernah bosan memberi tahu Elle betapa ia mencintai istrinya itu. Elle mengeratkan pelukannya setelah Alden selesai mengecup keningnya...