Elle menguap untuk kesekian kalinya siang itu. Oh, ia dan Alden memutuskan untuk tidak tidur semalam demi bercinta. Suaminya itu akan kembali dengan kesibukannya mulai hari ini, Alden bahkan mengatakan untuk dua malam ke depan ia tidak bisa pulang karena ada banyak meeting dan rekaman yang harus menunggu.
"Kamu beruntung sekali, Elle. Apa aku benar-benar tidak bisa menggantikanmu?" Tanya Cloe dengan nada merengek. Perempuan itu sudah duduk di dekat Elle sejak satu jam terakhir. Mereka asik membicarakan Catra Hanani selama itu.
"About Aberdeen? Kamu kan sudah tahu itu tidak mungkin," Elle menjelaskan dengan lesu. Minggu depan, ia dan Catra harus berada di salah satu kota Skotlandia, Aberdeen, untuk proyek mereka tentunya.
Cloe yang sudah mengetahui tentang masa lalu antara Elle dengan Catra itu mulai merasa khawatir, khawatir untuk keduanya. "Tapi, kamu sungguh baik-baik saja kan? Bagaimana dengan Alden?"
Elle mengerjapkan mata beratnya beberapa kali. Wanita itu tidak bisa fokus pada pekerjaannya, tidak hanya matanya yang mulai berat, tubuhnya pun demikian. "Iya, Cloe. Alden sudah tahu tentang aku dan Catra. Sepertinya Alden juga sibuk beberapa minggu ke depan."
Cloe tidak bisa merespon ucapan Elle, perempuan itu hanya bisa memasang wajah sungutnya. "Hei, percayalah tidak akan ada apa-apa di antara aku dengan Catra. Atau kau mau ikut saja?" sahut Elle memastikan, ia tahu apa yang di khawatirkan Cloe.
"Tidak mau. Akan terlihat jelas kan kalau aku mengikuti kalian nantinya. Apa kata Catra? No, no." tolaknya cepat. Oh, Cloe masih memiliki harga diri yang harus ia jaga.
Elle terkikik melihat respon Cloe. Sahabatnya itu sedikit sulit dimengerti. "Baiklah. Aku akan mengirimkanmu foto kegiatan kita nanti, supaya kamu tidak kepikiran. Alright?"
Cloe tersenyum dengan mata berbinar, wanita itu benar-benar menyukai Catra Hanani.
__
Alden langsung bergegas mengemudi menuju The Brum Home saat Noah akhirnya memberi kabar tentang keberadaannya. Setelah 3 hari terakhir sahabatnya itu tidak menghubungi atau menjawab teleponnya. Alden hanya tahu rencana Noah untuk menyusul Isla di Birmingham, yang tidak sesuai dugaannya akan pulang tepat waktu. Alden menunggu kabar dari Noah, berharap masalah antara pria dan tunangannya itu segera selesai, tapi ia bahkan tidak tahu kabar sahabatnya sama sekali.
Saat Alden akhirnya sampai di sebuah rumah yang menjadi alamat Noah berikan padanya, lelaki itu mengerti apa yang Noah butuhkan saat ini. He needs healing time.
Alden baru saja akan menekan bel rumah tersebut, sampai Noah membuka pintu untuknya. Pria itu terlihat kacau, dan tentu saja berbau alkohol juga asap rokok. Noah tersenyum tipis saat menatap wajah sahabatnya.
"Masuklah," sapanya tak bertenaga.
Alden hanya mengangguk sambil mengikuti Noah yang berjalan di depannya. Noah selalu seperti ini. Membutuhkan waktu untuk sendiri dan teman, tentu saja dirinya. Alden tidak pernah merasa kesulitan karena Noah, oh, lelaki itu benar-benar peduli dengan sahabatnya. Karena Noah akan berbuat demikian padanya.
Keduanya mendudukan diri mereka di sebuah sofa hitam. Noah langsung menyandarkan kepalanya yang sudah terasa berat beberapa jam terakhir. Hening sesaat, Alden dengan sabar menunggu Noah untuk memulai percakapan.
"She's cheating on me, Alden." Noah berkata dengan pelan. Sebetulnya Alden sempat terpikir dengan hal ini, hanya saja ia selalu berusaha menepisnya.
"Tell me more, Noah," ucap Alden mencoba untuk tenang.
"Isla sudah bersama pria sialan itu sebulan, sebulan, Alden. Aku tidak percaya Isla seperti ini padaku." Noah mengusap kasar wajah pucatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Best Beloved
Roman d'amour"You are the best that I've ever had, Grizelle." Alden mencium kening perempuan di dekapannya dalam. Ia tak akan pernah bosan memberi tahu Elle betapa ia mencintai istrinya itu. Elle mengeratkan pelukannya setelah Alden selesai mengecup keningnya...