BAB 8

390 34 0
                                    

Human After All Studio, adalah agensi desain sekaligus media tempat Elle bekerja, tepatnya di bagian publishing project Weapon of Reasons. Perempuan itu sangat menikmati waktu kerjanya di sini, agensi yang berfokus pada isu sosial dan kemanusiaan ini tentu saja akan menjadi favorit seorang Elle.

"Good Morning, Elle," sapa seorang pria di front desk ruangan Weapon of Reasons.

"Morning, David." Elle tersenyum ramah sambil berjalan menuju meja kerjanya. Setelah perempuan itu meletakkan handbag-nya, ia langsung berlalu menuju Shoreditch Grind, sebuah coffee shop di gedung kantornya.

Baru saja ia memikirkan minuman yang akan dipesannya saat itu, pikirannya langsung berubah begitu melihat sosok pria yang sedang menyesap kopi di hadapannya. Elle hampir saja memutar balik arah, sebelum akhirnya pria tersebut menyadari kehadirannya.

"Elle? Is that you?" Dengan kikuk perempuan itu berjalan mendekat seraya menggaruk tengkuknya.

"Hi, Catra. Kita bertemu lagi." Pria itu tersenyum hangat.

Elle sebisa mungkin menampilkan wajah ramahnya, walaupun tetap saja kecanggungannya terlihat. "It's good to see you here. Kamu bekerja disini?"

Wanita itu mengangguk, "So, what are you doing..." Sebelum Elle menyelesaikan pertanyaannya, terdengar suara lain di belakangnya.

"There you are, Bro!" Pria lainnya berjalan mendekati mereka, Spencer. "Oh, hi, Elle?" Pria itu tersenyum lebar saat mengenali perempuan yang berdiri di sampingnya.

"Hi, Spencer." Elle berusaha tersenyum ramah. Spencer secara bergantian memandang Catra dan Elle.

"You guys knew each other?" Elle mengangguk tenang, "Catra Hanani adalah seniorku di Southbank International School dulu," jelas perempuan itu. Catra menatap Elle sebentar, jujur saja ia merasa sedikit kecewa? Tapi ia berusaha mengerti dengan sikap wanita itu.

Spencer tertawa renyah, "Ah, what a coincidence! Elle, Catra akan bergabung dengan kita mulai hari ini." Wanita itu sontak menatap Spencer bingung.

"Photography department, denganku," ujar Spencer penuh semangat seraya merangkul tubuh pria di hadapannya. Maklum saja, lelaki itu tidak memiliki partner di departemennya.

Catra tersenyum simpul, "Kau terlihat bahagia sekali, dude." Kedua pria itu tertawa bersama. Sementara Elle mulai merasa semakin canggung dengan keberadaannya sendiri.

"How about you, Elle?" Tanya Catra tiba-tiba.

"She's one of our senior designer, Catra." Elle hanya bisa mengangguk, mengiyakan jawaban Spencer.

"Baiklah. Aku harus pergi sekarang. Have a good day both of you." Perempuan itu memutuskan untuk beranjak, sebelum keadaan menjadi semakin sulit untuknya.

"See you later, Elle!" ujar Spencer setengah berteriak karena wanita itu sudah berlalu dengan cepat. Catra memandangi kepergian Elle sambil tersenyum.

__

Elle berusaha memusatkan pikirannya pada layar komputer, dengan terus menekan tetikusnya. Fakta bahwa seorang Catra Hanani Kembali di kehidupannya, cukup membuatnya merasa tak nyaman. Dia tidak membenci lelaki itu, hanya saja keadaan akan jauh lebih baik jika hubungan mereka benar-benar selesai dan terpisah tentunya. Wanita itu mencoba untuk meneguk air mineralnya sekali lagi, oh, seharusnya ia sedang menikmati vanilla latte-nya sekarang seandainya pertemuan pagi tadi tak terjadi.

"Bagaimana liburanmu Mrs. Arslan?" Bethany berjalan mendekati sahabatnya.

"Totally great! Kamu bagaimana, Bethany?"

Best BelovedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang