#1

18.4K 677 7
                                    

Pagi ini langit terlihat lebih cerah dari kemarin. Nayla keluar dari apartemen nya. Atasan putih motif bunga-bunga kecil berwarna pink dengan bawahan rok span lima senti di atas lutut berwarna merah tua, dan heels 7 cm nya membalut tubuh indahnya. Rambutnya disanggul manis membingkai wajahnya yang cantik.

Hari ini hari pertama ia masuk kerja setelah dua minggu ia mengambil cuti tahunannya.

James, atasannya memaklumi

keinginannya untuk mengambil cuti agak panjang kali ini. Nayla beruntung mempunyai atasan sepengertian James.

Semua ini gara-gara Damian! Cowok yang menjadi pacarnya hampir dua tahun ini, dipergokinya main gila dengan sekretarisnya sendiri, Laura.

Sekarang bukan waktunya meratapi nasib. Ia harus bisa menghadapi semuanya. Damian tidak pantas mendapatkan cintanya. Sudah tidak ada lagi cinta buat laki-laki kotor seperti Damian.

Nayla menjalankan mobilnya menuju ke kantornya.

Sesampai di kantor, ia langsung menuju ke mejanya yang berada di depan ruang kerja James.

Tidak lebih dari sepuluh menit setelahnya, James datang, menghampirinya dan mengulas senyum untuknya.

"Gimana, Nay? Sudah siap bekerja lagi?" tanya James menatapnya sambil mengulum senyum.

Nayla tersenyum mengangguk.

"Thank's ya James, atas perhatian dan dukungan lo. Gue gak tau apa yang terjadi sama gue kalo gak ada lo," senyum Nayla penuh rasa terima kasih.

"It's okay, Nay. Apa sih yang nggak buat lo," senyum James mengerlingkan matanya, lalu masuk ke ruangannya.

*******

Nayla baru saja datang ketika James memanggilnya masuk ke ruangannya.

"Ada apa James?" tanya Nayla memandang James. Tidak biasanya James memanggilnya pagi-pagi dengan wajah super serius.

"Begini Nay, untuk seminggu kedepan, lo dipindahin sementara menjadi sekretaris Mr. Tristan di lantai atas. Menggantikan Rosalie yang kecelakaan. Ia harus rawat inap. Padahal lusa Mr. Tristan harus menghadiri pertemuan penting dengan klien dari Singapore," James menjelaskan hati-hati.

"Kenapa harus gue? Kenapa bukan Neina? Atau Asilla?" dahi bagus Nayla berkerut menuntut jawaban James.

"Karena lo sekretaris yang paling bisa diandalkan di sini. Dan itu sudah pernah terbukti," James memandang Nayla dengan tatapan memohon.

"James, kenapa gue ngerasa lo nyembunyiin sesuatu dari gue?" Nayla menatap tajam James dengan bersedekap.

James bangkit berdiri, mendekati Nayla. Ia berdiri bersandar pada meja kerjanya dan menumpukan kedua telapak tangannya di sana.

"Nay, gue punya anak bini. Gue butuh kerjaan ini. Kalo si Boss menginginkan lo yang berangkat mendampinginya, gue bisa apa?" sahut James menatap Nayla dengan pandangan tak berdaya.

Nayla merengut. Semua orang tau siapa Mr. Tristan. CEO, pemegang saham terbesar di perusahaan tempatnya bekerja. Boss paling disegani dan ditakuti oleh seluruh karyawan dan karyawati di sini.

Boss dengan julukan Angel of Death itu benar-benar tanpa ampun. Kharismanya begitu kuat hingga orang-orang di sekelilingnya seakan-akan tunduk hanya dengan tatapannya.

Nayla memandang James yang masih memandangnya penuh harap.

Saat Nayla mengangguk dengan terpaksa, James segera mengembangkan senyum lega.

"Gue akan berdoa buat lo," kata James menepuk pundak Nayla ringan.

Nayla mengernyit menatap atasannya yang keluar ruangan dan masuk ke dalam lift.

Bersambung

Please your comment and vote...
I would greatly appreciate it.
Thank you...

JUST YOU & ITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang