Nayla mematut diri sekali lagi di cermin. Inilah gue yang baru, bisiknya mencoba tersenyum tegar.
Kejadian didepan matanya satu tahun silam, memberinya pengalaman baru. Pekerjaan yang menjanjikan. Bukan sekedar menjadi sekretaris. Berkat sahabat-sahabat nya, ia mampu bangkit. Kepercayaan dirinya tumbuh sedikit demi sedikit.
Sekarang ia bukan lagi Nayla, sekretaris dari Divisi Pemasaran yang bisa dengan mudah dipindahkan kemanapun Big Boss nya mau.
Ia sekarang seorang direktur sebuah hotel berbintang di kawasan Kuta, Bali. Hotel milik Digo yang dipercayakan pengelolaannya pada Nayla.
Mengingat kata Big Boss, membuat Nayla sejenak merenung. Apa kabar Mr. Cool? Huh... Mr. Cool apaan? Apa yang dilihatnya tidak mencerminkan image yang diciptakan laki-laki itu. Cukup Nayla! Lo harus bisa move on! Sentaknya pada dirinya sendiri.
Nayla melirik jam tangannya. Ups... Setengah jam lagi ia harus menemui Digo untuk membicarakan prospek pengembangan hotelnya.
Nayla bergegas menuju ke hotel tempatnya bekerja.
Sesampai di hotel, ia langsung masuk ke ruang meeting. Dilihatnya Digo sudah duduk disana mempelajari berkas dihadapannya.
Digo mendongak dan tersenyum melihat Nayla memasuki ruangan meeting.
"Sudah lama?" tanya Nayla tersenyum. Ia tau, Digo sangat menghargai waktu sama seperti ia menghargai orang lain.
"Baru sepuluh menit. Gimana? Lo betah disini?" tanya Digo tersenyum pengertian.
"Betahlah... Orang tiap hari gue bisa have fun sambil kerja. Lo tau, hampir tiap hari gue selalu mampir di pantai. Dan gue gak pernah bosen! Lo liat aja kulit gue udah gosong kaya gini" kata Nayla terkekeh, membuat Digo tergelak.
"Jadi gue gak salah dong nugasin lo kemari?" tanya Digo tak melepas senyum.
"Sorry ya, gue gak ikut jemput lo di bandara kemaren sore, soalnya gue ada meeting dengan staff di bagian resepsionis dan staff boga. Kebetulan ada sedikit masalah di sana, jadi gue meeting nya maraton deh," ucap Nayla minta maaf.
"Gak pa pa, Nay. Santai aja. O iya, gue lupa, Sisi ikut loh. Katanya kangen sama lo," beritahu Digo.
"Oya? Gue juga kangen banget sama dia. Kapan nih kalian nikahnya? Gak sabar gue liat kalian married," kata Nayla memandang Digo ingin tau.
"Hahaha... Masih persiapan, Nay. Tenang aja... Lo pasti gue libatin kok," senyum Digo merekah. Nayla sudah hafal dengan sahabatnya satu ini. Setiap membicarakan masa depannya dengan Sisi, ia pasti terlihat penuh semangat dengan wajah berbinar. Ah... Nayla iri dengan Sisi. Ia mendapatkan laki-laki terbaik.
Tak lama, setelah para manager berkumpul, mereka segera memulai meeting yang membahas tentang pengembangan dan pembangunan hotel yang baru.
*******
Tristan menatap tajam pada Rosalie.
Lagi-lagi Rosalie membuat kesalahan dalam mengetikkan hasil meeting yang di pimpinnya
"Untuk kesekian kalinya, Rosalie. Kenapa denganmu akhir-akhir ini?" tanya Tristan dingin, membekukan nadi Rosalie yang mengkerut diam di kursinya.
"Saya... Maaf, Sir. Saya kurang fokus akhir-akhir ini. Mungkin efek dari kecelakaan yang saya alami setahun yang lalu," kata Rosalie pelan. Ia tidak berani menatap Tristan. Bisa mati mendadak melihat hunjaman intimidasi dari Big Boss dihadapannya ini.
"Sebaiknya kamu ambil cuti, Rosalie. Periksakan lagi kepalamu. Siapa tau ada sesuatu akibat kecelakaan itu yang harus segera diobati," kata Tristan sedikit melunak.
Rosalie hanya mengangguk kecil. Ia lega karena Tristan tidak memecatnya.
Setelah Rosalie keluar, Tristan menyalakan CD player dan berjalan menuju jendela besar dan menatap kepadatan kota dari sana. Alunan nada lembut terdengar menelusup masuk ke telinganya, merembes turun ke relung kalbunya.
Nayla, gadis itu masih bermegah-megah di hatinya.
Nayla pergi darinya begitu saja, tanpa Tristan sempat menjelaskan semuanya.
Kenapa Nayla terlihat sangat terpukul? Apakah Nayla mulai mencintainya? Bagaimana keadaannya sekarang? Sedang apa dia sekarang? Dan semua tentang Nayla terus bertebaran di otaknya.
Masihkah ada padamu
Sedikit bayang diriku
Akankah suatu saat
Kau berubah pikiran
Dan kembaliMasihkah ada padamu
Sedikit cinta untukku
Akankah suatu saat
Kau kembali kepadakuMemang kita t'lah jauh rasanya
Memang kita sudah tak bersama
Jika memang kita ditakdirkan
'Tuk bersama selama Nya
Cinta takkan kemana-manaCinta Takkan Kemana Mana
Masihkah ada padamu
Sedikit cinta untukku
Akankah suatu saat
Kau kembali kepadakuMemang kita t'lah jauh rasanya
Memang kita sudah tak bersama
Jika memang kita ditakdirkan
'Tuk bersama selama Nya
Cinta takkan kemana-manaMemang kita t'lah jauh rasanya
Memang kita sudah tak bersama
Jika memang kita ditakdirkan
'Tuk bersama selama Nya
Cinta takkan kemana-manaMasihkah ada padamu
Sedikit cinta untukkuBersambung
Huaaaa.... Gak berasa udah part 19....
Keep reading ya guys... Thank's for your vote and comment...
Love you....
KAMU SEDANG MEMBACA
JUST YOU & I
FanfictionCinta tidak selalu menjanjikan keindahan, karena dalam cinta kadang terselip luka. Tetapi, tanpa cinta kita akan kehilangan arah. Dan aku yakin, hanya kau dan aku yang bisa membuat cinta itu terasa indah.