#18

5.5K 397 3
                                    

Nayla bergelung di sofa, matanya menatap ke acara televisi, tapi pikirannya melayang entah kemana.

Bel pintu tak membuatnya bergerak.

Sisi membuka pintu, dan tersenyum manis melihat siapa yang datang.

"Hei... Honey, sudah balik dari Kuala Lumpur?" tanya Sisi sambil berjinjit mencium tunangannya dan menariknya masuk.

"Hmm... Ada tamu?" tanya laki-laki itu mengernyit. Ia tak dapat melihat wajah Nayla yang memunggunginya.

"Oh... Itu Nayla. Sudah seminggu ia menginap disini. Kasihan, kejadian Damian terulang lagi," jelas Sisi menatap iba pada Nayla.

Laki-laki itu, tunangan Sisi, berjalan menuju ke tempat Nayla duduk dan menyapanya.

"Nayla?"

Nayla menoleh. Matanya membulat lalu berdiri memeluk laki-laki yang menyapanya.

"Digo, sorry...gue gangguin kalian berdua lagi," kata Nayla sendu melepaskan pelukannya perlahan. Ia tak habis pikir kenapa nasib cintanya tidak seperti sahabatnya? Sisi dan Digo saling jatuh cinta dan Digo begitu mencintai Sisi hingga sekarang mereka bertunangan. Sedangkan ia sendiri? Jatuh cinta pada laki-laki yang salah, yang sudah tega mengkhianatinya, Damian!

Dan setelahnya, ia dipaksa menjadi kekasih Tristan, yang pada akhirnya sama saja dengan Damian. Namun kali ini, sakit yang dirasakannya teramat menyiksanya. Saat ia sudah mampu sungguh-sungguh mencintai Tristan, laki-laki itu didepan mata, di ruang kerjanya, bergumul dengan Priska di sofa.

"Hei, Nay... Udah, ngapain lo pikirin. Masih banyak kok yang sayang sama lo," hibur Digo yang menerima

segelas minuman dari Sisi.

"Kalau lo seperti ini terus, lo sama aja nyiksa diri lo sendiri, Nay," kata Sisi mengusap punggung Nayla.

"Digo, gue bisa kerja di tempat lo, kan?" tanya Nayla tiba-tiba, matanya menyiratkan harapan.

"Bisa aja sih, tapi kerjaan lo sekarang gimana?" tanya Digo menautkan alis tebalnya.

"Gue mau resign aja. Gue pengen segera move on, dan gue pasti bisa!" kata Nayla tegas.

"Naaah... Gitu dong Nay... Ini baru Nayla yang gue kenal," ujar Sisi memeluk Nayla erat.

*******

Tristan mengepalkan tangannya. Buku-buku tangannya memutih. Wajah kalutnya membuat seluruh staff nya ketakutan.

Surat pengunduran diri Nayla tergeletak di hadapannya. Bagian HRD memberikan surat itu pagi tadi.

Setelah hampir satu bulan ia berusaha mencari keberadaan gadis itu, sekarang ia benar-benar kehilangan Nayla. Gadis itu seperti lenyap tak berbekas.

Setelah membaca surat pengunduran diri itu, Tristan seperti kesetanan menuju ke apartemen Nayla.

Kata penjaga disana, apartemen Nayla sudah dipindah tangankan alias dijual.

Dan Tristan benar-benar kehilangan jejaknya.

Tristan tidak bisa berdiam diri saja menerima semua ini. Ia meraih kunci mobilnya dan beranjak keluar.

"Rosalie, batalkan semua jadwal hari ini. Juga meeting dengan PT Aero. Kamu jadwal ulang!" perintah Tristan kemudian berderap keluar tanpa melihat anggukan ketakutan Rosalie.

Bersambung

Keep vote and comment yaa...
Happy reading...

JUST YOU & ITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang