Tristan membelalakkan matanya melihat siapa laki-laki yang akan menjadi koleganya dalam pembangunan dan pengembangan hypermarket nya di Kuta.
Pacar brengsek nya Nayla!!
Tristan menatap tajam penuh intimidasi pada laki-laki itu. Tapi demi kata profesional, ia terpaksa mengulurkan tangannya sambil mengulas senyum terpaksa.
"Ah... Ternyata Bapak Tristan yang menjadi rekanan bisnis saya. Silakan duduk," Digo tersenyum lebar, menjabat tangan Tristan dan mempersilakan duduk.
Mereka membicarakan proyek mereka di Kuta. Hotel dengan konsep two in one. Hotel dengan segala kelengkapan fasilitasnya yang dapat langsung mengakses ke sebuah mall yang direncanakan menjadi yang terbesar di seluruh Bali.
Setelah selesai dengan gala proyeknya, Robert pun meminta ijin untuk kembali ke ruang kerjanya sendiri, meninggalkan Tristan yang masih ingin membicarakan masalah personal dengan Digo.
"Langsung saja, saya tidak terima anda mempermainkan Nayla," Tristan langsung ke pokok permasalahannya begitu Robert keluar dari ruangan itu.
"Hmm... Apa maksud anda, saya mempermainkan Nayla?" tanya Digo memicingkan matanya, menahan senyum khasnya.
"Saya tau, anda tidak bodoh. Jadi anda pasti tau maksud saya," Tristan menekan suaranya.
"Saya tidak pernah mempermainkan Nayla," jawab Digo santai, membuat Tristan mengertakkan gerahamnya menahan kesal.
"Saya melihat anda breakfast dengan kekasih anda yang lain! Apakah anda masih memungkirinya?" Tristan benar-benar harus menguras tenaganya untuk menahan diri agar tidak menonjok laki-laki dihadapannya seperti saat di lobby hotel di Kuta beberapa waktu lalu.
"Saya tidak memungkirinya, gadis yang anda lihat bersama saya itu tunangan saya. Dan saya sangat mencintai dia. Saya tidak mungkin menggantikannya dengan gadis manapun termasuk Nayla," Digo menahan senyumnya, matanya bersinar geli.
"Kalau anda sangat mencintai tunangan anda, kenapa anda masih menjalin hubungan dengan Nayla?" dahi Tristan berkerut. Ia tidak mengerti dengan jalan pikiran Digo.
"Hahaha.... Rasanya anda salah sangka terhadap saya," tawa Digo menggema ke seluruh ruangan.
"Maksud anda?" tanya Tristan makin tak mengerti.
"Ehm... Nayla itu sahabat tunangan saya sejak mereka SMA. Satu tahun yang lalu, ia datang pada tunangan saya untuk yang kedua kalinya. Ia menangis, karena ia harus merasakan dikhianati untuk yang kedua kalinya. Lalu, dia minta pekerjaan pada saya setelah dia resign dari perusahaan anda," Digo menceritakan awal mula Nayla datang dan minta pekerjaan padanya.
Tristan tersentak. Jadi, ia salah sangka selama ini? Tapi apa yang dilihatnya waktu di Bali itu membantah apa yang dijelaskan Digo.
"Tapi, anda memperlakukan Nayla dengab sangat akrab dan dekat," Tristan masih mencoba meyakinkan dirinya lagi.
"Tentu saja, dia sudah menjadi sahabat saya juga semenjak saya kenal dengan tunangan saya. Dan dia merupakan bawahan saya yang paling handal dalam mengelola hotel saya di Kuta yang beberapa waktu lalu sempat kolaps karena kebodohan salah satu manager keuangan saya disana," Digo tersenyum lebar.
"Ehm... Saya... Mmm... Saya minta maaf karena sudah salah sangka pada anda. Dan.... Sudah ...meninju anda.... Pasti sakit..." kata Tristan terbata, salah tingkah.
"Hahaha.... It's okay.... Nevermind... Itulah kebodohan kita laki-laki jika menyangkut soal cinta....hahaha...." Digo terbahak sedangkan Tristan hanya tertawa kecil.
"Tapi, saya tidak menemuinya lagi setelah anda pergi waktu di Bali kemarin," kata Tristan lagi.
"Oh ya... Nayla meminta saya untuk memindahkannya ke kantor cabang baru, tapi... Yaa... Tidak segampang itu kan? Cabang Kuta masih membutuhkannya, dan saya menawarkan liburan padanya untuk menemani tunangan saya," sahut Digo tersenyum lebar.
"Oya? Kemana?" tanya tetap antusias.
"Paris!" sahut Digo mantap.
Bersambung
Hai readers....
Maaf ya kalo ceritanya rada rada ga jelas... Maklum aku kalo bikin cerita suka asal... Hehehe...
Ceritanya barusan aku baca beberapa fanfic, ih... Pada bagus-bagus gitu...
Trus sempet mikir... Waduh... Cerita yang aku bikin kok alurnya gak jelas gini yaaa???
Tapi ya karena aku hobby nulis gara-gara kebanyakan ngayal, ya... Maklumin yaaaa..... ✌
KAMU SEDANG MEMBACA
JUST YOU & I
FanfictionCinta tidak selalu menjanjikan keindahan, karena dalam cinta kadang terselip luka. Tetapi, tanpa cinta kita akan kehilangan arah. Dan aku yakin, hanya kau dan aku yang bisa membuat cinta itu terasa indah.