Bully : 16

15.4K 1.7K 481
                                    

🔫🔫🔫

Di sebuah ruang makan di dalam rumah mewah nan elegan terdapat pasangan suami istri tengah menyantap sarapannya masing-masing. Tidak ada pembicaraan sama sekali diantara mereka berdua.

Si pria mengelap mulutnya menggunakan tisu setelah meminum air di gelas. Pandangannya tertuju pada sang istri yang duduk dihadapannya.

"Kenapa?" Tanya istrinya dengan pandangan yang terfokus pada makanannya.

"Masih berani berhubungan dengan Johnny?"

Gerakan tangan wanita itu terhenti ketika mendengar nama Johnny disebutkan lantas menatanya menatap sinis pada sang suami. "Kamu tau dari mana?"

Pria tersebut--Jaehyun, mengeluarkan ponsel dari dalam saku celananya dan menunjukkannya kepada Jiho--sang istri.

"Kamu baru aja menghubungi dia semalam dengan handphone ini."

"Balikin!"

Jiho hendak merebut ponsel tersebut namun Jaehyun lebih dulu menghindar. "Kamu pikir aku bakal balikin ini?"

Jiho mendengus membuang muka dengan penuh emosi.

"Aku tau pernikahan kita karena perjodohan, tapi apa kamu nggak bisa hargai aku sebagai suami kamu?"

Jiho masih tidak bergeming, bahkan dia enggan menatap pria yang katanya suami itu.

"Kita udah menikah selama dua puluh dua tahun, Ho. Anak yang kamu kandung, anak yang sedarah dengan aku bahkan udah besar. Mau sampai kapan kamu kaya gini?"

"Itu bukan urusan kamu!" Timpal Jiho agak membentak. "Balikin handphone aku sekarang, Jaehyun!"

"Mau berhubungan terus dengan Johnny atau mau karir kamu berakhir?" Tanya Jaehyun menatap Jiho intens.

Jiho diam membalas tatapan Jaehyun dengan tajam dan dada yang bergemuruh.

"Kamu pikir selama ini aku nggak tau siapa yang sudah bunuh Kinar?"

Tangan Jiho mengepal kuat lalu berdiri, dengan paksa dia pun merebut ponselnya dari genggaman Jaehyun kemudian menatap Jaehyun tajam. "Nggak usah sok tau kamu!"

Setelah mengatakan itu Jiho langsung pergi meninggalkan Jaehyun yang tersenyum sendu.

🔫🔫🔫

Haechan dan Sena kini sedang berada di taman kampus. Setelah pertengkaran yang tak disengaja tadi, teman-teman Haechan langsung datang untuk memisahkan. Sementara Haechan dibawa Sena kesini dan Jaemin dibawa ke klinik kampus.

Sena betulan kesel kepada Haechan. Padahal Haechan belum dengar apapun dari mulutnya Sena. Lagipula Jaemin kan tidak salah apa-apa, dia juga tidak tau apa yang terjadi.

"Kak Haechan tuh kenapa sih!" Sena menekan luka di sudut bibir Haechan dengan kapas yang teteskan oleh obat merah.

"Akk! Anjrit sakit!" Haechan menjauhkan wajahnya lalu memegang sudut bibirnya yang kesakitan.

"CK. Lagian gegabah banget! Kak Jaemin tuh nggak salah apa-apa! Mungkin juga dia bahkan nggak tau orang tuanya ngelakuin kesalahan!"

"Lo belain dia?" Haechan menaikkan alisnya sebelah.

"Bukan waktunya cemburu. Sini!" Sena menarik tangan Haechan untuk mendekat sehingga posisi mereka benar-benar berdekatan bahkan Haechan bisa merasakan helaan napas Sena.

Mata Haechan tak beralih dari Sena yang sedang fokus mengobati lukanya. Mendadak, jantung Haechan berdebar kencang dan pipinya memanas.

"Udah!" Sena menjauhkan wajahnya dari hadapan Haechan lalu merapikan barang-barang pada kotak P3K yang ditaruh diatas pahanya.

Bully ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang