Bully : 32

11.8K 1.6K 469
                                    

Guys yang bingung Chaewon ada dimana itu emang nggak ada :( gue sengaja nggak nulis scene itu :(

🔫🔫🔫

Sena berdiri dengan gelisah di depan pintu ruang operasi ditemani oleh Jeno, Jaemin dan Renjun. Sudah hampir satu jam Haechan berada di ruang operasi namun dokter belum juga keluar dari dalam sana membuat Sena khawatir setengah mati.

Sena menundukkan kepalanya memohon kepada Tuhan semoga tidak terjadi apa-apa kepada Haechan. Air matanya sudah terkuras habis semenjak menangis tadi.

Jaemin yang sedang terduduk di kursi tunggu menghela napas panjang, dia pun berdiri kemudian berjalan menghampiri Sena hingga dia berada disamping Sena.

"Sen, tunggu Haechannya sambil duduk aja," kata Jaemin.

Sena menoleh pada Jaemin dengan mata yang membengkak, "Haechan bakal baik-baik aja kan, kak?"

Jaemin mengangguk meyakinkan. "Pasti. Dia kuat kok. Ayo duduk."

Jaemin pun membantu Sena berjalan lalu duduk di kursi sebelumnya. Jeno dan Renjun berdiri sedangkan Jaemin duduk di sebelah Sena.

"Pipi lo lebam," kata Jeno menatap pipi Sena.

Sena memegang pipinya yang ternyata sangat perih namun rasa perih itu hilang karena rasa kekhawatiran Sena kepada Haechan.

"Gimana sama Chaewon?" Tanya Sena pada Renjun sebab yang mengurusi Chaewon adalah Renjun.

"Nggak usah khawatir sama Chaewon, dia udah gue laporin ke pihak berwajib, nggak ada persidangan sebab semua bukti udah cukup menyatakan kalau dia bersalah." Ucap Renjun menjelaskan.

Sena menunduk setelah mendapat jawaban tersebut dari Renjun. Dia menatap tangannya yang penuh luka.

"Sena, lo mau pulang dulu? Kalau mau biar gue yang antar," tawar Jaemin.

Sena menggeleng. "Nggak kak, saya mau tunggu kak Haechan."

"Kalaupun nggak mau pulang coba obatin dulu luka lo mumpung lagi di rumah sakit nih." Timpal Jeno.

Sena tersenyum tipis. "Nanti aja, kak. Saya mau tunggu kak Haechan."

Jaemin dan Jeno menghela napas panjang sedangkan Renjun memutar matanya. Biarlah, namanya juga bucin.

Ceklek

Tidak lama kemudian pintu ruang operasi terbuka menampilkan seorang dokter yang baru saja mengoperasi Haechan keluar dari sana bersama satu orang perawat.

Sena langsung berdiri dan menghampiri dokter tersebut.

"Gimana keadaan kak Haechan, dok?" Tanya Sena penuh kekhawatiran.

Dokter itu tersenyum tipis. "Operasi lancar dan pasien baik-baik saja, tidak ada pisau yang tembus sampai ke hatinya. Tadi sempat ada pendarahan namun kami berhasil mengatasinya."

Sena menghela napas lega hampir ambruk ke lantai jika saja Jeno tidak menahan tubuh Sena dari belakang.

"Sekarang pasien masih belum sadar karena pengaruh obat bius yang kami berikan. Setelah ini pasien akan dipindah ke ruang rawat inap dan harus berada disini sampai keadaannya benar-benar pulih." Jelas dokter itu.

"Kalau begitu terimakasih banyak dok," ucap Renjun.

"Ya, saya permisi dulu."

Mereka bertiga mengangguk sedangkan dokter dan perawat tersebut pun pergi meninggalkan mereka.

Mendadak kepala Sena pening, dia sudah tidak dapat menopang tubuhnya lagi hingga akhirnya pandangan Sena menghitam dan Sena tidak sadarkan diri.

🔫🔫🔫

Bully ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang