Bully : 22

12.9K 1.8K 336
                                    

Happy reading♥️


🔫🔫🔫

Kinar dan Jihan (Ibu Sena) sudah berteman sejak kelas satu SMA. Awalnya, Jihan adalah salah satu murid yang selalu dibully oleh teman-teman sekelas hingga Kinar mendekati Jihan semuanya berubah drastis. Namun dibalik itu semua, Kinar mendekati Jihan karena dia tertarik dengan puisi-puisi singkat yang ditulis oleh Jihan, dia ingin berteman baik dengan Jihan karena mereka memiliki hobi yang sama.

Kinar mengakui bahwa tulisan Jihan lebih indah daripada tulisan dirinya. Bahkan saat sebelumnya Jihan tidak pernah percaya diri untuk menerbitkan puisi ke mading, ketika masa itu tiba semua orang jadi menyukai puisi yang dibuat Jihan.

Dan Kinar.. terbelakangi.

Tapi hal itu tak mengurungkan mereka untuk menjadi sangat dekat bahkan sampai mereka dijuluki anak kembar saking dekatnya bahkan tidak bisa dipisahkan seolah mereka sudah ditempel perekat, mereka juga punya beberapa baju kembar salah satunya kemeja hitam itu dan orang-orang sudah tidak lagi menganggu Jihan.

Dua tahun sudah berlangsung, mereka masih tetap bersahabat dan memiliki hobi yang sama. Jihan tidak lagi merasa insecure karena dukungan yang diberikan oleh Kinar namun kebalikannya, Kinar malah semakin merasa dirinya bertambah buruk.

Sampai suatu ketika pihak sekolah memilih mereka untuk mengikuti lomba puisi tingkat nasional.

Tentu mereka terkejut, mereka benar-benar senang. Namun, pihak sekolah hanya bisa mengirimkan satu peserta sehingga mereka harus melewati masa seleksi sebagai saingan.

Baik Jihan maupun Kinar sama-sama fokus terhadap karyanya masing-masing. Tetapi, Kinar tidak terlihat senang sebab dia mendapat tuntutan dari kedua orang tuanya. Yah, jika Kinar kalah dalam seleksi ini maka Kinar tidak akan lagi dianggap anak oleh kedua orangtuanya sebab dia hanya mempermalukan garis kekeluargaan.

Semenjak adanya seleksi ini, Jihan dan Kinar tidak berinteraksi lebih lama. Mereka hanya menyapa seadanya saja lalu kembali fokus dengan kegiatan masing-masing.

Kinar sudah berusaha keras namun Kinar tetap merasa tidak puas.

Dia marah pada dirinya sendiri.

Dua hari sebelum seleksi dimulai Kinar mengajak Jihan bertemu. Mereka makan bersama di sebuah kedai sederhana. Janjinya mereka akan memberitahu karya masing-masing namun saat itu, puisi yang Kinar buat tidak terbawa alhasil hanya Jihan yang memberikan puisinya kepada Kinar.

Kinar membaca puisi yang dibuat oleh Jihan. Bagus dan Indah membuat Kinar semakin tidak percaya diri. Bagaimana pun juga dia harus menjadi juara di dalam seleksi ini, Kinar tidak boleh membuat orang tuanya marah hanya karena Kinar tidak lolos seleksi.

Dan, ide buruk pun terlewat dalam pikiran Kinar.

Persetan dengan status persahabatan mereka, intinya Kinar harus lolos dari seleksi ini. Yah, Kinar diam-diam memfoto puisi tersebut saat Jihan sedang ke toilet.

Dua hari itu mereka habiskan dengan kegiatan masing-masing. Baik Jihan maupun Kinar tidak berkabaran sama sekali sampai akhirnya seleksi pun tiba. Kinar mengerjakan seleksi tersebut dengan terburu-buru, dia ingin pekerjaannya selesai lebih cepat dari Jihan.

Seleksi selesai mereka berdua dipanggil ke ruang kepala sekolah. Duduk berhadapan dengan kepala sekolah yang memasang ekspresi dingin.

"Jujur, siapa dari kalian yang memplagiat puisi ini? Bagaimana bisa, tulisan kalian terlihat sama persis?"

Bully ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang