Bully : 17

14.2K 1.7K 336
                                    



🔫🔫🔫

Setelah mendapat telepon dari Sena yang mengatakan bahwa ada hal penting yang menyangkut Mamanya, Haechan pun langsung bergegas untuk mendatangi Sena.

"Bro, gue duluan ya." Pamit Haechan pada Jeno dan Renjun yang sudah hampir tepar di sofa sementara Jaemin, entahlah, dia sedang bersenang-senang.

"Kemana njing????" Tanya Jeno setengah sadar setengah sinting.

"Ada urusan." Jawab Haechan sedikit tergesa-gesa.

Haechan hendak pergi namun Renjun menahan tangannya. "Ehh setan tunggu! Ini siape yang mau bayar asu????"

"CK." Haechan pun berdecak sebal lantas mengeluarkan dompet yang berada di saku celananya, dia mengambil salah satu kartu berwarna hitam lalu melemparkannya ke atas meja. "Tau diri pakenya!"

Renjun dengan mata yang sudah setengah terpejam mengangkat black card yang diberikan Haechan dan tersenyum senang. "Mantap!"

Haechan memutar matanya malas kemudian pergi begitu saja meninggalkan teman-temannya. Semoga saja, mereka tidak memakai uang Haechan banyak-banyak untuk menyewa kamar.

Di perjalanan Haechan mengendarai mobilnya dengan kecepatan yang sangat tinggi. Dia ingin buru-buru sampai ke rumah Sena. Saking tidak fokusnya, Haechan mengerem mendadak ketika ada kucing yang terdiam di tengah jalan.

Tubuh Haechan terdorong ke depan, kepalanya terbentur stir mobil.

"Ah bangsat!"

Meow

Haechan mengangkat kepalanya melihat keluar kaca, kucing berwarna abu-abu hitam sebatang kara tengah terduduk di tengah jalan sembari mengeluarkan suaranya yang kecil.

Buru-buru Haechan pun keluar dari dalam mobil untuk memastikan keadaan kucing tersebut. Dia berjongkok di hadapan kucing itu, tangannya terulur mengelus kepala si kucing.

Meow

Meow

Haechan rasa usia kucing ini masih beberapa bulan dan sudah ditinggal Ibunya sendirian disini. Tubuhnya pun kurus seperti tidak pernah diberi makan.

Meow

Kucing tersebut mendusel-dusel pada kaki Haechan, napasnya tampak beraturan ketika tubuhnya sudah tersandar pada kaki Haechan seolah dia baru saja mendapatkan tempat ternyaman.

"Duh empus maaf, gue buru-buru ini."

Meow

Kucing tersebut menatap Haechan dengan mata bulatnya. Gemas, bahkan sampai Haechan tak tega untuk meninggalkan kucing ini.

"Oke-oke! Lo ikut gue, tapi diem ya?? Gue mau ngebut!"

Meow

Suara kucing tersebut seolah menandakan kebahagiaan, bibirnya pun tersenyum tatkala Haechan mengangkat tubuhnya.

Haechan kembali masuk ke dalam mobil membiarkan kucing yang hampir dia tabrak tadi terduduk disampingnya.

"Empus, diem ya, kalo lo pakai sabuk pengaman nggak akan bisa, kecil badan lo, terlalu kurus kaya si Sena."

Meow

"Bagus. Mending lo tidur, entar kalo udah sampai gue bangunin lo."

Seolah paham dengan perkataan Haechan, si kucing pun langsung mengubah posisinya dan matanya pun terpejam.

Bully ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang