Voment.
Jangan lupa ramein.
Happy reading❤️🔫🔫🔫
Haechan, Sena, Ibu dan Om Taeil tengah duduk disofa dengan laptop Sena yang ditaruh di atas meja kaca. Mereka akan melihat video dari flashdisk yang diberi oleh om Taeil.
Video tersebut menampilkan sebuah rekaman pada kejadian hari itu. Tapi ini bukan rekaman di dalam kamar melainkan hanya rekaman yang terletak di dekat pintu masuk ke rumah Haechan.
Ada seorang wanita dengan setelan dress selutut berwarna abu-abu keluar dengan ekspresi panik dan bercak darah yang menempel pada tangannya.
Alis Haechan mengernyit, matanya menyipit melihat wanita di dalam video tersebut. "Stop dulu."
Om Taeil langsung menghentikan video tersebut membuat Haechan segera memajukan kepalanya guna melihat dengan jelas siapa wanita tersebut.
Bibir Haechan tersenyum miring setelah mengetahui siapa itu.
Ya, lagi-lagi Kim Jiho.
"Gue tau siapa pelakunya sekarang."
"Jangan dulu ambil keputusan, Tuan." Timpal om Taeil. "Video ini masih belum pasti benar dengan yang terjadi pada hari itu."
"Belum pasti?" Haechan tersenyum miris lantas berdiri dengan kesal. "Jelas-jelas dia keluar dari dalam rumah dengan tangan penuh bercak darah! Apa itu masih belum pasti?!"
Sena yang ikut berdiri disamping Haechan reflek mengelus tangan cowok itu guna menenangkannya. Dapat Sena lihat Haechan begitu marah karena perkataan om Taeil barusan.
"Awalnya saya memang berpikir begitu tapi saat diperiksa, polisi sama sekali tidak menemukan sidik jari siapapun pada jasad dan sampai sekarang saya masih nggak yakin bahwa aktris Jiho adalah pelakunya. Setiap Tuan Johnny bertemu dengan Jiho, mereka tampak biasa saja tidak pernah membahas hal ini lebih dalam."
"Ya karena mereka emang pengen lupain ini! Mereka nggak mau kejadian ini menganggu kebahagiaan mereka sampai mereka nggak peduli kalau ada saya!" Mata Haechan berkaca-kaca, tangannya mengepal dan dadanya menggebu-gebu. "Ada saya yang selalu menahan rasa sakit setiap malam merindukan seseorang yang bahkan belum pernah saya lihat dimasa-masa terakhirnya barang satu detik! Om nggak pernah tau gimana hancurnya jadi saya, om!"
Sena merasa iba, dia pun mengelus punggung Haechan dari samping. "Kak Haechan, tenang dulu."
"Gimana gue bisa tenang, Sena?"
Sena menghela napas panjang. Dia juga tidak tau bagaimana cara menenangkan Haechan.
"Haechan, Ibu dan Om Taeil akan cari tau gimana caranya agar kita bisa menemukan siapa pelaku pembunuh Ibu kamu sebenarnya. Ibu akan bantu sebisa Ibu." Ujar Ibu lalu menghela napas panjang. "Ibu dan Om Taeil memang nggak pernah tau gimana perasaan kamu sebenarnya tapi kalau kamu benar-benar merasa kehilangan, kita juga sama. Apalagi kita kehilangan orang terbaik yang selama ini kita kenal, Ibu kamu."
Haechan mendengus kesal, membuang muka lantas keluar begitu saja dari dalam rumah.
"Kak Haechan!"
Dengan cepat Sena mengejar Haechan. Pria itu sudah terburu-buru dengan kesal ingin masuk ke dalam mobil. Sena khawatir, dengan keadaan Haechan yang seperti ini mungkin Haechan tidak bisa fokus menyetir dengan benar.
"Kak Haechan jangan pergi!!"
Brak!!
Sena telat. Pintu mobil Haechan sudah tertutup dan dikunci sehingga Sena tidak dapat membukanya. Pria itu menyalakan mesin mobil tanpa memakai seatbeltnya sama sekali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bully ✔️
Fanfiction[AKAN DIBUKUKAN] [Lee Haechan Fanfiction] "Buka baju lo." "M-mau ngapain, kak?" "Buka atau gue pecat Ibu lo?" Menceritakan tentang Im Sena, gadis yang sangat dibenci oleh Lee Haechan karena Mamanya sudah mendonorkan hati kepada Sena dan Haechan men...