SPL • Jaemin Demam Manja •
#Sobat, masih stay di cerita ini kan? 😭
[•1•]
Sepanjang jalan setelah turun dari bus. Baik Jaemin dan Renjun terlihat sangat canggung. Keduanya memilih diam dengan Jaemin yang berjalan di belakang Renjun.
Dia malu pada dirinya sendiri karena menangis seperti anak kecil dalam pelukan Renjun. Sementara itu Renjun merasa canggung setelah mendapat pelukan dari Jaemin.
"Renjunnie ..."
"Jaemin-ssi ..."
Keduanya berseru sama. Renjun tampak malu mengalihkan pandangannya dari tatapan lembut Jaemin yang seperti memiliki sihir dalam tatapannya.
Sementara itu, Jaemin menggaruk pipinya yang tidak gatal. "Tentang sebelumnya ... aku—"
"Tidak apa-apa Jaemin-ssi, aku tidak akan membicarakannya dengan siapa pun!" Renjun memotong kalimat Jaemin. Dia berjalan mendekati Jaemin sambil mencoba mengontrol detak jantungnya, yang terus berdetak kencang.
"Aku akan diam! Janji!" katanya dengan manis sambil menempelkan jari telunjuknya ke bibir.
Jaemin terpana melihatnya. "Dia benar-benar manis ..." kata Jaemin pada dirinya sendiri. Sebenarnya Jaemin tidak peduli apakah Renjun akan memberitahu perihal dirinya menangis kepada banyak orang atau tidak. Jaemin hanya ingin mengucapkan terima kasih karena Renjun sudah berada di sisinya tadi. Itu sangat menenangkan bagi Jaemin.
Renjun mengedipkan matanya dengan manis karena Jaemin tidak mengatakan apa pun. Dia menggigit bibirnya sendiri berusaha untuk tidak terlihat canggung.
"Jaemin-ssi, kenapa diam saja?" Renjun menjadi lebih malu dengan diamnya Jaemin.
Dia secara refleks menyentuh dahi Jaemin dengan punggung lengannya. Renjun melotot terkejut, dia menyentuh leher Jaemin dan mengarahkan jarinya ke hidung Jaemin. "Kamu demam, Jaemin!" Renjun panik. Dia buru-buru melepas syal yang dikenakannya dan melilitkannya di leher Jaemin.
Jaemin terdiam dengan kehangatan. Ini adalah kedua kalinya dia mendapati seseorang yang begitu mengkhawatirkannya. Sebelumnya pernah ada seseorang yang mengkhawatirkannya dan dia adalah mendiang ibunya.
"Aku baik-baik saja, Renjunnie ..."
Setelah mengatakan itu dengan suara serak, Jaemin jatuh pingsan di pelukan Renjun.
[•2•]
Lee Jeno, pemuda ini menarik Haechan ke pemakaman dengan pemberontakan yang diberikan Haechan dengan alasan dia takut pada hantu. "Jeno-ya, kenapa kamu tidak meminta maaf pada Bibi Han dan juga—"
"Paman Han menyuruh kita berdua Haechannie .. bagaimana aku bisa datang sendiri ha!"
KAMU SEDANG MEMBACA
ORBIT [JAEMREN] TAMAT
RandomBaik, Jaemin atau pun Renjun, keduanya tak pernah salah dalam memiliki rasa. Tidak ada yang tahu cinta akan datang pada siapa? Untuk siapa? Dan akan berjalan seperti apa? Tidak ada yang bisa menolak kehadiran cinta. Menjauh hanya akan membuat cint...