SPL • Pulang •

1.4K 265 23
                                    

SPL • Pulang •




#Sobat, kalian sudah makan?
Sebelumnya aku mau ucapin selamat ulang tahun Huang Renjun untuk yang ke 21 tahun. Trimakasih telah memberikan banyak kepada kami para penggemarmu. Semoga apa yang kamu harapan semuanya tercapai aamiin 🕯️🎂🎈🎉🎉🎊🎁🎁🎁🎀 HBD my rubah 🦊😘
[•1•]

"Kapan kamu akan mengubah rambut wortel ini?" Renjun memutar mata malas. "Bisakah kamu menanyakan sesuatu yang lebih penting dari ini?" Renjun memprotes.

Keduanya saat ini berada di tempat parkir asrama. Jaemin memasang helm di kepala Renjun. Dia merapikan poni Renjun yang menutupi dahinya dengan senyuman lembut. "Jaemin-ssi, jika kamu terus melakukan hal seperti ini padaku orang akan mengira kita pacaran." Renjun kembali protes. Dia mendorong tangan Jaemin agar tidak merapikan poninya.

"Lagi pula, kenapa kamu ingin pulang denganku, ha?" Renjun bertanya melihat Jaemin selidik.

Ya. Hari ini Renjun akan pulang setelah meminta izin dari sekolah untuk mengunjungi ibunya. Dan dia diberi izin satu hari untuk melihat ibunya sebelum perkemahan tahunan Minggu depan.

Jaemin menghembuskan nafas pelan. Ia menaiki motor sport hitam kesayangannya sambil menepuk-nepuk jok belakangnya agar Renjun segera naik. “Kamu tidak menjawab pertanyaanku Jaemin-ssi…” kesal Renjun saat dia naik ke motor Jaemin.

"Kamu tidak perlu tahu jawabannya," jawabnya. Jaemin menyalakan mesin motor. Namun, belum dia menjalankan  motornya, mobil seseorang berhenti di samping motor Jaemin.

Seseorang di dalam mobil sport hijau itu menurunkan kaca depan. Jaemin dan Renjun secara bersamaan memutar mata malas mendapati siapa yang ada di dalam mobil.

Chenle dengan kacamata hitamnya tersenyum pada dua senior yang sangat populer ini. "Ada apa Chenle-ya?" Renjun bertanya pada Chenle.

"Kamu mau pergi ke mana, hyung?" tanya Jisung yang duduk di kursi di samping setir.

"Kita akan pulang, kenapa? Kamu mau ikut?"

Jisung dan Chenle saling memandang. "Memang boleh?"

"Tentu—“

“Tidak!” potong Jaemin menjalankan motornya dengan cepat.

Jisung mendesis tidak senang dengan senior itu. Dia benar-benar menyebalkan dan sangat tidak ramah tidak seperti Renjun. "Bocah, apa kau tahu ke mana mereka pergi?" tanya seseorang mengejutkan Chenle dan Jisung.

Jisung mendengus kesal pada senior ini. "Mereka akan pergi ke rumah Renjun hyung—"

Belum tuntas kalimatnya Jisung, Haechan langsung megap-megap motor bebeknya dengan Jeno yang diboncengnya di belakang. "Ya, Haechannie, bisakah kamu tidak pergi ngebut seperti ini!" Teriak Jeno, memeluk pinggang Haechan yang sedang ngebut.

Haechan tidak peduli. Dia megap-megap menjalankan motor bebek merah mudanya dengan kecepatan tinggi. “Yaakkk!! Haechannn!!!” teriak Jeno, melingkarkan kakinya di pinggang Haechan, sangat takut.


“RENJUNNIE !!!” teriak Haechan, mengejutkan Renjun.

Renjun menoleh ke belakang, dia terkejut menemukan Haechan mengejar motor Jaemin. “Jaemin berhenti!” Renjun menepuk pundak Jaemin.

Jaemin tiba-tiba menghentikan motornya dan membuat motor yang dikendarai Haechan itu mengerem kencang dan membelok ke pinggir jalan.

Brakkk !!!

Jaemin dan Renjun melebarkan mata mereka, mulut menganga menatap Haechan dan Jeno jatuh ke solokan. Sedangkan sepeda motor yang tergeletak di tanah menabrak pohon di dekat Solokan.

“Wow, seksi ...” kata Jaemin sambil menggelengkan kepalanya.

[•2•]

Renjun tertawa terbahak-bahak dan terus membayangkan kejadian paling lucu yang terjadi pada dua pasangan aneh itu. Sementara itu Haechan terus memeluk ibu Renjun karena ia telah menjadi bahan tertawaan Renjun dan kedua juniornya, Chenle dan Jisung.

Ya. Beberapa menit yang lalu Haechan dan Jeno dibawa ke rumah Renjun dengan mobil Chenle. Beruntung saat itu mobil Chenle sedang melintas di jalan yang sama dengan kejadian lucu yang dialami Haechan-Jeno sehingga dia berada di rumah Renjun bersama Jisung.

"Ya, sudah, Haechannie jangan menangis, aku akan membuat makanan enak nanti, oke." Haechan mengangguk dengan cepat. Dia menyeka air matanya dengan mata berbinar-binar setelah mendengar bujukan ibu Renjun.

Sedangkan Jeno, lukanya diobati oleh Jaemin yang untungnya luka Jeno tidak separah luka Haechan. "Sudah kubilang kau tidak perlu terburu-buru," kesal Jeno melirik Haechan yang langsung menunduk takut.

Haechan mendorong Jaemin menjauh dari Jeno. Dia duduk di depan Jeno yang kesal dengannya.

Renjun yang melihat ibunya melangkah ke dapur segera mengikutinya, diikuti oleh tatapan Jaemin. "Kalau begitu Jisung dan aku mau beli snack dulu ya,” kata Chenle menarik Jisung keluar dari rumah Renjun yang sama sekali berbeda dengan rumah Chenle yang seperti istana.

Jaemin melongo, dia tidak ingin menjadi patung di tengah-tengah Haechan-Jeno jadi dia memilih pergi ke dapur. Langkahnya terhenti di ambang pintu menatap Renjun yang sedang bercanda dengan ibunya. Hati Jaemin menghangat melihat senyum manis di pipi Renjun. Dia menyukai senyum tulus yang seperti obat penenang baginya.

"Hem ... bolehkah aku bergabung?" Jaemin bertanya dengan canggung.

"Ayo ke sini, bantu ibu membuat makan malam untuk kalian semua." Jaemin mendekati Renjun dan ibunya. Dia duduk di samping Renjun yang sedang membuat adonan kue.

[•3•]

Jisung dan Chenle berjalan dengan canggung menuju salah satu toko jajanan yang sangat kecil dan satu-satunya toko yang menyediakan bahan makanan lengkap di desa Renjun yang dipenuhi oleh orang-orang dari kelas bawah.

"Jisung, apa kamu yakin tidak ingin menjadi pacarku?" Chenle bertanya pelan. Ini adalah kali ke-99 Chenle meminta jawaban atas perasaan Jisung terhadapnya.

Park Jisung, anak laki-laki berusia 16 tahun yang manis itu menoleh, dia menatap Chenle yang sedang menundukkan kepalanya. Jisung tidak tahu harus menjawab apa kepada Chenle, yang menurutnya tidak lebih dari sekedar teman.

"Oke, tidak perlu dijawab." Chenle berkata dengan pengertian. Dia memeluk Jisung dari samping dan keduanya memasuki toko.

Jisung mengangguk dengan canggung. Keduanya memilih untuk bertingkah normal meski terkadang mereka merasa canggung.



TBC?

ORBIT [JAEMREN] TAMATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang