SPL • Membaik •

1.4K 227 24
                                    

SPL • Membaik •


#Gimana puasa pertama kalian?

[•1•]

Sebulan setelah kejadian pengakuan atas tindakan jahat yang dilakukan ibu Mark, kini hari di mana dia akan menerima hukuman atas kejahatannya di masa lalu.

Hakim telah memutuskan hukuman 15 tahun penjara pada ibu Mark.

Mark sedari datang ke ruang pengadilan untuk menyaksikan ibunya yang dijatuhi hukuman atas dosa-dosanya tidak berani menegakkan wajahnya. Tangannya bergetar dengan bendungan air mata yang tertahan.

Appa yakin kau bisa menerima ini, Mark.” Gyeong Nam menepuk bahu Mark. “Maafkan atas kesalahan appa yang sudah berlebihan dalam mencintai Jaemin sampai melupakan betapa beruntungnya appa memiliki putra penurut sepertimu.” Untuk pertama kali di dalam hidup Mark, appa nya mengatakan sesuatu yang membuat dirinya merasa lega. Air matanya sudah tidak dapat lagi dibendung. Mark menangis, memeluk ayah tirinya dengan tubuh berguncang.

Appa ...”

Appa mencintaimu sama seperti appa mencintai Jaemin ... maafkan appa selama ini yang sudah menyakitimu.” Gyeong Nam ikut menangis membalas pelukan Mark, putra tirinya.

“Trimakasih appa karena telah menerimaku.” Bahagia Mark. Ini yang dia inginkan, ayahnya menerima keberadaannya meskipun bukan terlahir dari darahnya. Tidak ada lagi yang Mark inginkan selain cinta dari ayahnya dan ia tidak peduli tentang  siapa yang akan menjadi ahli waris keluarga Na. Yang terpenting adalah dirinya kini dianggap keberadaannya oleh Sang Ayah.

Na Jaemin yang melihat itu dari kejauhan tersenyum. Benar apa kata Renjun, berdamai dengan masa lalu dan mencoba memaafkan kesalahan masa lalu adalah cara paling ampuh untuk mengobati hati yang luka.

Jaemin keluar dari ruang sidang dengan memasang earphone ditelinganya. Dia akan mencoba untuk mengikhlaskan atas kepergian ibunya dan memaafkan semua yang telah terjadi.

“Renjunie aku rindu padamu ...”

[•2•]

“Renjunie ...”

Suara seseorang yang teramat lekat ditelinga Renjun membuat simungil berparas cantik itu menghentikan sulamannya. Dia mendongak, dan matanya langsung berkaca-kaca mendapati Jaemin yang sudah menghilang selama sebulan kini berada tidak jauh darinya.

“Aku rindu padamu ...”

Renjun menangis, dia bangkit dari duduknya berlari mendekati Jaemin yang merentangkan kedua lengannya. Simungil cantik Renjun mendekap Jaemin yang langsung mengurungnya ke dalam pelukan.

“Mengapa kau tidak mengabariku selama beberapa hari ini!” kesal Renjun memukul dada Jaemin.

“Yak! Sakit ...” Jaemin meringis sakit. Dia mengerucutkan bibirnya dengan kedua lengan melingkar di pinggang Renjun. “Mianhe ...” lanjutnya mencium kening Renjun.

Renjun tertegun. Dia menyandarkan pipinya pada dada Jaemin sambil berucap, “Saranghae ... maaf terlambat memberitahumu soal perasaanku.”

Jaemin yang mendengarnya dibuat berbunga-bunga. Dia menangkup pipi simungil Renjun sehingga kini mendongak menatapnya dengan binar cantik. “Renjunie ... saranghae” Jaemin mengecup bibir plum Renjun yang sudah lama ia inginkan.

Renjun yang terkejut membeku di tempatnya dengan menatap bulat Jaemin. Dia dapat merasakan bibirnya basah karena disentuh bibit seksi Jaemin. “Jaemin-ssi sepertinya aku akan pingsan” katanya, sudah pening akibat kecupan Jaemin.

“Yak! Loonjonie!!!” kaget Jaemin karena Renjun benar-benar pingsan dalam dekapannya.

[•3•]

Mark menatap ibunya yang kini didorong masuk ke dalam mobil tahanan karena terus memberontak ingin kabur. Mark tidak sanggup melihat ini semua. “Semua akan baik-baik saja” Yeri mengaitkan jemarinya di jemari Mark. Dia berusaha menguatkan Mark dalam menghadapi cobaannya kali ini.

Seseorang juga ikut menguatkannya dengan merangkul bahunya dari samping. “Appa akan pastikan ibu baik-baik saja selama dipenjara, jangan bersedih lagi.”

Mark mengangguk, kini dia merasa tidak lagi sendirian meskipun hatinya terluka melihat ibunya akan dimasukkan penjara. Namun itu juga harus dapat Mark terima karena kejahatan ibunya harus mendapat hukuman. Dia harus menerima balasan dari apa yang ia lakukan selama ini.

“Bagaimana dengan Jaemin, appa? Apa dia mau menerimaku?” tanya Mark pelan.

“Kau tidak perlu khawatir, Jaemin memang terlihat dingin namun, hatinya benar-benar lembut. Dia hanya terlihat keras di luar namun sangat lembut di dalam.”

“Aku akan mencoba kembali mendekatinya”

“Kau harus lakukan itu bagaimanapun, kamu dan Jaemin adalah kakak adik.”

[•3•]

Di dalam kamar Renjun, keduanya tidur dengan saling membelakangi setelah kejadian tadi siang membuat atmosfer terasa canggung. Simungil cantik Renjun tidak berani berbalik menatap Jaemin yang kini menatap punggungnya.

Jaemin menarik selimut memeluk Renjun yang sedari tadi berbunga-bunga di dalam hatinya dengan degup jantung yang berdetak kencang. “Good sleep ...” Kata Jaemin. Dia menenggelamkan wajahnya di punggung mungil Renjun.

Renjun tersenyum lembut memejamkan matanya. Dia meraih kedua lengan Jaemin yang memeluk pinggangnya hingga kini jemari keduanya saling berkaitan. “Mimpi indah” ucapnya lembut.

Tidak lama kemudian keduanya terlelap masuk ke dalam mimpi masing-masing dengan Renjun yang sudah tidur menghadap Jaemin. Dia memeluk Jaemin yang juga tidur memeluknya dengan wajah diceruk leher Renjun.

TBC?



ORBIT [JAEMREN] TAMATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang