SPL • Kacau •
#Tolong jangan sedih oke
[•1•]
Mark Lee menghentikan langkahnya di lorong rumah bak istana setelah mendengar suara pecahan benda. Ia kembali mendengar kedua orang tuanya saling meneriaki, menjeritkan nama satu sama lain. Dan semua itu selalu saja terjadi saat Mark pulang ke rumah ini tanpa memberitahu penghuni rumah.
"KAU YANG PILIH KASIH!"
"AKU TIDAK PERNAH MEMBEDAKAN ANTARA MARK DAN JAEMIN!"
"Kau bilang apa! Kau tidak pernah membedakan mereka berdua?! Kau selalu saja membanding-bandingkan putraku dan Jaemin!"
"KEDUANYA PUTRAKU!"
Mark terdiam mendengarkan keributan yang selalu terjadi di rumah ini saat dirinya tak ada. Dadanya begitu sesak mengingat ayahnya memang selalu pilih kasih dengan dirinya.
Mark memilih untuk menunggu sampai akhir perkelahian itu selesai lalu dia akan mendrama pura-pura baru saja datang. Terkadang Mark ingin bertanya dalam setiap pertengkaran yang terjadi. Apakah mereka tidak menyadari bahwa anak-anak mereka yang paling terluka. Dan yang lebih parah lagi, ketika tidak ada orang yang peduli dengan mereka, karena kedua orang tuanya egois.
Kenapa harus selalu ada orang nomor satu dan nomor dua di rumah ini? Mengapa mereka tidak bisa berhenti berdebat yang hanya akan membuat anak-anak mereka saling membenci.
Mark sudah tidak tahan. Dia tidak ingin berpura-pura kelihatan baik-baik saja saat ini. Dia mengambil vas bunga kaca di laci dekat telepon rumah. Dia membanting vas bunga itu dengan emosi yang sudah memuncak. Membuat kedua orang tuanya terkejut mendapati dirinya yang kini menatap dengan penuh amarah dan rasa kecewa.
Air mata Mark meluruh bagai sungai kecil mengalir di pipinya. Dia membanting semua perabotan mahal yang menjadi penghias rumah dengan emosi yang sudah meletup-letup.
"MARK STOP!" teriak ibu Mark, melangkah mendekati Mark. Belum dia menyentuh putranya, Mark membanting patung kelinci kesayangan ibunya tepat di hadapan kaki ibunya.
"WHAE!" Teriak Mark dengan penuh emosi. Dia memasang ekspresi yang kacau dengan dibanjiri air mata. "WHAE! MENGAPA KALIAN SELALU SAJA RIBUT SEPERTI INI!" Bentak Mark. Dia melangkah mundur dengan menggeleng kecewa menatap kedua orang tuanya yang begitu tampak khawatir dengan sikapnya. "Appa ... mengapa kau tidak bisa menyayangiku dengan tulus? KENAPA! Apa karena aku bukan putra kandungmu ...?" nafas Mark terasa sesak menatap ayahnya yang begitu ia sayangi namun tidak pernah bisa menyayangi dirinya dengan tulus.
"Mark ada apa denganmu, tenangkan dirimu, Nak." Pinta Gyeong Nam, ayah dari dua anak laki-laki yang berbeda darah itu.
Mark menggeleng, dia kembali melempar benda yang ada di dekatnya sehingga hancur berkeping-keping di lantai. "Mengapa appa tidak bisa mencintaiku sama seperti mencintai Jaemin! Mengapa eomma juga selalu memperdebatkan ini pada appa bukannya melakukan pendekatan untukku dan Appa! Mengapa kalian menjadi orang tua yang begitu egois!" bentak Mark.
"Mengapa kalian hanya mementingkan kehidupan kalian sendiri!"
"Mark sayang ini bukan-"
"AKU TIDAK MAU LAGI MENDENGAR IBU BERUSAHA MENENANGKAN AKU! AKU TIDAK MAU LAGI BERPURA-PURA SEPERTI TIDAK ADA YANG TERJADI PADA DIRIKU!"
"Mark apa yang kau pikirkan itu tidak seperti itu-"
KAMU SEDANG MEMBACA
ORBIT [JAEMREN] TAMAT
RandomBaik, Jaemin atau pun Renjun, keduanya tak pernah salah dalam memiliki rasa. Tidak ada yang tahu cinta akan datang pada siapa? Untuk siapa? Dan akan berjalan seperti apa? Tidak ada yang bisa menolak kehadiran cinta. Menjauh hanya akan membuat cint...