1 | Hati yang Nakal

11 0 0
                                    

Tidak terasa, sudah 6 bulan aku menjadi mahasiswa baru di kampus ini. Aku juga mulai terbiasa dengan keseharian dan kebiasaan baru menjadi seorang mahasiswi. Cukup menyenangkan, tapi melelahkan juga.

Seperti contohnya sekarang, aku berada di masa bahagia, teramat bahagia. Atau bisa dibilang sedang kasmaran?

"Kenapa kalian berdua belom pulang?"

Tanya Andri yang menghampiri kami. Kala itu aku dan sahabatku Sophie sedang sekedar nongkrong menikmati minuman di kantin.

"-Ini udah malem, hei cewek-cewek." Sambungnya.

"Hehe, hai Andri." Balasku sambil terkekeh.

"Gak tau nih, Tara belom mau pulang." Ucap Sophie, masih menopang dagunya di meja kantin.

"Bentar lagi kok!"

"He, ikutan ya. Aku juga udah beres urusan sih, gak tau mau ngapain." Andri pun bergabung dengan kami sambil menyalakan rokoknya.

"-Emang kamu nunggu apa sih, Ra?" Tanyanya sembari menghembuskan rokoknya ke lain arah, agar asapnya tidak begitu mengganggu kami.

"Hm? Ah, engga. Rahasia hehe." Jawabku malu-malu.

"Wah soal cowok pasti nih? Siapa? Kating yang kemaren main basket? Yang pernah ngobrol sama kamu itu?" Andri mulai memojoki, aku buru-buru membungkam mulutnya.

"Udah gila lu ya?! Jangan keras-keras bodo! Malu...."

Sophie hanya tertawa melihat tingkah kami berdua. Ia udah paham betul persoalan asmaraku ini karena dia selalu jadi tempat curhatku, begitu juga sebaliknya.

"Dasar, macem-macem aja nih yang lagi jatuh cinta." Komentar Andri.

Tak lama, seseorang memanggilku dan itu adalah kating yang dimaksud. Aku segera meninggalkan kedua sahabatku dan menghampiri kak Dani, mengeluarkan barang yang kubawa seharian ini untuk diberikan padanya. Kami juga sedikit mengobrol dan bercanda.

Selesai mengobrol, aku balik menuju dua sahabatku yang sedang menunggu.

"Udah, yuk pulang."

Dan aku menerima Sophie dan Andri yang bergeming, menatapku dengan tatapan jahil.

"Udah deh kalian berdua, jangan kayak jodohan gitu!" Jengkelku.

Sophie terlihat kaget dan tidak terima, "Dih, apa sih, Ra."

Sedangkan Andri mengangguk setuju, "Boleh juga kalo jodohannya sama dia."

"Anda suka bercanda ya. Ya udah ayo pulang."

Kami pun mengakhiri hari. Rasanya tidak sabar untuk hari esok dan esok lagi untuk bertemu dengan pujaan hati.

---

Suatu hari, ketika aku dan Sophie baru selesai dari toilet, aku melihat Andri yang sedang mengobrol dengan seseorang yang tidak asing. Yang aku ingat, dia Alvin dari kelas sebelah.

"Andri!!" Aku sengaja mengejutkan Andri dan misiku sukses.

"Kaget, bangsat!! Gila lu ya, Ra!" Jengkel Andri sedangkan aku dan Sophie tertawa puas.

"Kamu teriak kenceng banget dah, heran. Aku yang udah liat mereka sampe ikutan kaget juga." Jengkel Alvin.

"Kok jadi gue yang disalahin?!"

"Hahaha, iya maap. Kita ikutan ya!" Aku dan Sophie pun bergabung mengobrol dengan Alvin dan Andri.

Aku bahkan tidak sadar kalau mereka sudah dekat. Aku memang jarang melihat Andri dan Alvin ngobrol bersama.

A Little Piece of OursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang