"Ra? Kusut banget muka kamu..."
Komentar Sophie yang khawatir melihat wajah sahabatnya itu kala mereka sedang berjalan keluar seusai kelas.
"Ha? Masa sih? Ha.. haha.. hahahahaha." Tara tertawa garing, bahkan tanpa ekspresi.
"Jelek banget lagi ketawanya. Kemarin kamu kan habis jalan-jalan sama Alvin? Kok malah jadi aneh gini suasananya?"
"Y-ya iya... tapi yaa.. sebentar aja jangan mention nama dia dulu. Gak ada alesan apa-apa dan gak kenapa-napa, tolong aja pokoknya!"
"He... oke...? Aduh, aku jadi khawatir tapinya."
Kemudian Andri muncul dari belakang, merangkul bahu keduanya, "Guys! Liat Alvin, gak?"
"Hii!! Aku mau ke toilet dulu, dadah!" Tara segera berlari berputar arah menuju toilet. Sedangkan keduanya syok dengan tingkah Tara itu.
"Bused, si bodoh itu kenapa?"
Sophie menggenggam erat kedua bahu Andri, "Ndri! Bahaya banget ini, Ndri!"
"E-eh? Kenapa? Apa? Apa yang bahaya?"
"Huweeee kenapa jadi aku yang greget gini sama masalah mereka!!"
"Ha!? Kok malah nangis!? Ini ada apa!!??"
Sedangkan di toilet, Tara baru saja selesai mencuci tangan. Tidak ada alasan, karena ia sendiri bingung untuk apa dia ke toilet. Ia kemudian menatap pantulan wajahnya sendiri di cermin.
"Ugh, pening. Beli minuman apa, ya?" Tara mengeluarkan dompetnya untuk memeriksa uang yang ia punya.
"Eh, ada Tara." sapa Icha yang masuk toilet juga.
"Hai, Icha."
"Kok lemes gitu, Ra?"
"Ha? Umh, gak papa kok. Biasa, udah siang. Habis batrenya gara-gara matkul, hahaha."
"Oh gitu, haha. Semangat! Oh iya btw, kemarin Alvin chat aku—"
"Ah! Maaf, ya, Cha, aku duluan! Lupa dompetku ketinggalan, dadah!" Lagi-lagi mendengar nama Alvin membuat Tara langsung ngacir keluar dari toilet.
"Eh— iya dah..." Icha melambai heran, "Lah! Tapi itu dia lagi megang dompet. Tara kenapa, ya?"
Tempat tujuan kabur Tara kini taman belakang kampus setelah membeli minuman di kantin. Ia melamun sendirian sambil meneguk minumannya dengan sedotan.
"Ada gak sih, tempat di mana aku gak bakal denger nama dia." Monolognya, "—Tapi ya pasti denger terus lah, aku kan di kampus. Dasar Tara bodoh. Jadi inget kata-kata dia, 'Siapa di kampus ini yang Alvin gak kenal dan siapa di kampus ini yang gak kenal Alvin?'. Ugh, jadi merinding."
Kemudian sebuah tas gitar yang sedang digendong seseorang membentur kepalanya dari belakang.
"Akh—!!"
"Maaf— Eh? Kak Tara?"
"Bocah bangsat, sakit tau!!" Pekik Tara jengkel sambil mengusap kepalanya.
"Wahaha! Maaf, aku gak tau kalo ada kakak."
"Makanya hati-hati! Bisa sampe gak sadar kalo ada orang di sini."
"Hih, aku kan udah minta maaf. Masih aja bawel." Jesse pun membiarkan teman-temannya duluan, lalu duduk di sebelah Tara. "Jadi inget pas pertama kali kita ngobrol, muka kak Tara sama-sama kusut gini. Kali ini masalah apa? Kak Alvin?"
"Tauk, ah. Jangan sebut namanya, aku gak mau ketemu dia juga!"
"Lah, tapi kan kemarin habis kencan, kok malah jadi bete? Gagal, ya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
A Little Piece of Ours
Teen FictionAku sayang kamu, tapi aku takut kehilangan sobat sehebat kamu. //Mengandung bahasa kasar gaes, hehe\\