Epilog | Eternal

4 0 0
                                    

"Kak Tara!! Woy, bangun kebo!!"

Wanita yang namanya dipanggil itu mengerjapkan matanya. Masih begitu berat untuk benar-benar sadar dari kenyamanan tidurnya itu.

"Ugh, apa sih, Jess. Berisik amat pagi-pagi." Keluh wanita itu dengan suara parau.

"Hah!? Siapa sih yang minta temenin belanja hari ini jam 9? Padahal aku udah bela-belain gak jadi pergi sama Kai."

Seketika wanita itu bangkit dari kasurnya, "Hahaha! Siapa sih yang masih tidur, Jess!? Aku udah segar dan siap gini kok!!"

Jesse terkejut dengan reaksi tiba-tiba dari Tara tadi. Ia pun mendengus, kemudian duduk di sofa kamar Tara.

"Ya udah sana cepet mandi."

"Siap, laksanakan!"

Dengan lunglai Tara pun masuk ke dalam kamar mandi. Sedangkan Jesse tersenyum.

Hari ini Tara meminta Jesse mengantarnya membeli pakaian dan beberapa aksesoris untuk dipakainya nanti di pesta pernikahan kedua sahabatnya. Ia juga berencana membelikan pakaian untuk Jesse. Namun karena Ia menonton serial anime favoritnya hingga larut malam, Tara malah terlambat pada janji yang dibuatnya sendiri.

"Maaf ya minta kamu temenin, aku ganggu pacar kamu, gak?" Tanya Tara khawatir setelah mereka sampai di Mall.

Jesse menggeleng, "Mau beli apa sih?" Ia terlihat tak ingin membahas soal pacarnya itu.

"Dress yang bagus buat aku, fufu. Menurut kamu bagus yang mana, Jess?"

"Hm, buat kak Tara ya. Ini bagus nih." Jesse menunjukan dress erotis yang pendek dan serba terbuka.

"Kamu udah siap mati, ya?" Jengkel Tara, disusul Jesse yang terkekeh.

"Lagian kenapa harus bingung, sih? Semua cocok buat kak Tara, kok. Lagian kak Tara juga udah gak gendut kayak dulu."

"Hih, aku gak tau harus seneng atau kesel dengernya. Tapi kan pengen yang, rada.. ya.. kamu tau lahh. Soalnya itu acara paling spesial!"

Jesse mendengus, "Ya udah, yang ini. Kak Tara suka warna kuning, kan? Kuningnya juga gak begitu mencolok. Cocok juga buat dipake acara outdoor nikahan kak Andri."

"Ha! Iya sih ini lucu banget! Gak begitu seksi juga. Hihi, aku sayang Jesse!!" Tara mencubit pipi Jesse gemas.

"Hmph, giliran aku salah dikit aja manggil aku 'bocah sialan'."

"Ah elah, becanda doang. Hihi, oke tinggal aksesorisnya."

Mereka pun menuju toko aksesoris dan kembali memilih yang cocok untuk Tara dan dress yang baru di belinya. Lagi-lagi Jesse yang memilih, Tara pun membayar sepasang kalung dan gelang dengan hiasan berbentuk daun ginkgo.

"Nah sekarang kita cari buat kamu!"

Jesse terkejut, "Hah? Belom beres?"

"Aku juga pengen beliin kamu baju, jangan lupa kamu diundang juga, loh! Lagian gajianku kali ini aku belom beliin kamu apa-apa, kan?"

"Gak perlu, Kak. Aku punya banyak kok kalo masalah baju."

"Hii, ayolah. Biarin aku beliin kamu sesuatu!"

"Kak Tara simpan aja uang kakak buat keperluan yang lain."

Tara terdiam membisu di tempatnya berdiri.

"K-kak?"

"Hmph, Terserah!" Tara kemudian berlari menuju salah satu lorong dan Jesse tidak sempat mengejar karena terkejut.

"Geez, udah gede bukannya jadi dewasa malah makin manja!!" Jengkel Jesse. Ia pun duduk di sebuah bangku dekat pagar besi.

Dari lantai dua mall tersebut ia terdiam menatap ingar bingar yang memenuhi tempat perbelanjaan ini. Setelah dipikir lagi, sebenarnya dia sendirilah yang selalu memanjakan Tara. Selalu berada di sisinya, ada setiap saat Tara butuh, dan menuruti kemauannya meskipun ia sedang menjalani hubungan dengan Rhea. Hal itu cukup untuk membuat Tara menjadi sangat nyaman, bahkan manja seperti ini. Namun mencoba berpikir dengan cara yang berbeda, mungkin Tara hanya ingin melakukan hal yang sama padanya. Jika Tara tak bisa melindungi, maka yang bisa dilakukan adalah memberikan sesuatu sebagai balas budi untuknya.

A Little Piece of OursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang