Chatroom Alvin dan Tara
19:51Alvin : Tara lagi ngapain?
Alvin : Kamu ngapain pulang sambil bawa kardus gede? Habis beli apa?
Alvin : Ra?
Alvin : PPanggilan tidak terjawab dari Alvin 3x
Alvin menatap layar ponselnya itu dengan khawatir. Sebenarnya ia hanya ingin sekedar menanyakan kabar, namun perasaannya mendadak tidak enak setelah Tara tidak membalas pesannya dan tidak menjawab panggilannya sama sekali.
---
Keesokan harinya, jadwal kelas Tara selesai lebih cepat karena hanya ada 1 mata kuliah. Ketiganya pun memilih untuk sekedar menghabiskan waktu, mengobrol di tempat duduk depan mading.
"Tapi kemarin kamu gak papa, kan?" Tanya Sophie setelah Tara menceritakan luka di pipinya.
"Aman. Emang ngeri banget sih, tapi untungnya gak papa."
"Aku pernah deh kayaknya ke cafe itu," Andri mengusap dagunya, "Emang ada menu minuman alkohol, tapi aku gak tau soal lantai dua karena emang sering di tutup dan gak bisa sembarang masuk."
"Iya, ternyata emang sengaja buat begituan!" Seru Tara sambil menunjuk Andri.
"Kamu ini, selalu aja ketemu orang yang macem-macem, Ra."
Kemudian seseorang memanggil nama Tara, ia baru saja datang dari lantai tiga, kemudian menghampiri ketiganya.
"Hei Alvin! Kebetulan, ayo bantu aku bikin desain—"
Belum selesai Tara berbicara, Alvin segera memotongnya, "Dari mana kamu kemarin?"
Ekspresinya tidak bisa ditebak. Tidak senang, tidak juga marah.
"Mm, ketemu Jesse..."
Alvin semakin mendekat kemudian mengusap luka pada pipi Tara yang terbalut plester luka. Hal itu cukup membuat Tara terkejut dan wajahnya sedikit memerah.
"Kamu ngapain sama dia? Kenapa chat aku kemarin gak dibales, telpon gak diangkat? Terus luka apa ini? Siapa yang bikin kamu terluka?"
"Vin, lu santai dulu." Andri mencoba menahan Alvin yang bersikap aneh itu, namun Alvin menangkisnya.
"Diem, Ndri. Aku cuma nanya." Meskipun bilang begitu, ekspresinya sama sekali tidak berubah.
"Aku nganter barang dia. Dan aku baik-baik aja. Soal chat kamu itu, maaf aku gak sempat jawab, kemarin aku tidur lebih awal dan gak buka hape lagi pagi-paginya." Tara coba menjelaskan dengan suara yang gemetar.
"Jangan berhubungan lagi sama Jesse. Aku gak mau kamu jadi terluka begini."
Emosi Tara semakin memuncak, "Aku udah bilang aku gak papa, Alvin! Kamu gak perlu ngurusin dengan siapa aku berteman, aku bukan anak kecil!"
"Tapi buktinya kamu begini!" Nada bicara Alvin mulai meninggi, "Aku yakin terjadi sesuatu di sana."
"Astaga, kamu begini cuma karena luka kecil?! Aku ada di hadapan kamu ini pun bukti kalau aku baik-baik aja, bahkan Jesse nganter aku pulang setelah urusannya selesai!"
"Terus kamu mau luka lain kalo deket dia?"
"ALVIN, UDAHLAH!" Emosinya sudah meledak, Tara sekuat tenaga menahan agar tidak menangis, namun air mata yang mengalir tidak bisa membohongi.
"Alvin," Sophie mulai menahan Alvin juga, lagi-lagi Alvin menghiraukannya.
"Sebentar dulu kalian, aku mau meluruskan masalah."
KAMU SEDANG MEMBACA
A Little Piece of Ours
Genç KurguAku sayang kamu, tapi aku takut kehilangan sobat sehebat kamu. //Mengandung bahasa kasar gaes, hehe\\