Aku merapihkan rambutku setelah sampai di taman kota, tempat janjian dengan Alvin untuk pergi kencan. Akhirnya, setelah lama tidak berduaan dengan Alvin karena ia sering sekali hilang bersama urusan-urusannya yang entah apa karena masih tidak bisa membicarakannya.
"Rapi gak, ya? Aku gak mau buang uang ke salon, jadi potong sendiri. Tapi kayaknya agak aneh...." Monologku, masih sibuk merapikan rambut di depan cermin kecil yang sengaja aku bawa.
Tak lama, seseorang terlihat tergesa-gesa berlari ke arahku. Setelah sampai, ia menekuk dengan napas terengah-engah. "Maaf Tara, nunggu lama?" Ucap pria itu disela memperbaiki tempo pernapasannya.
"Baru kok, kamu gak usah sampe lari-lari gitu padahal!"
"Aku takut kamu nunggu lama, syukur deh." Alvin kembali tegak berdiri sambil tersenyum, "Kamu dandan lagi, ya?"
Spontan aku tersipu dan bicara terbata-bata, "K-kenapa? Aneh, ya? S-Soalnya kamu bilang kan kita kencan, jadi aku coba dandan sedikit."
"Kamu cantik kok. Eh! Kamu potong rambut juga? Keliatan lebih pendek soalnya."
"Kamu sadar? Aku potong sih sedikit. Aneh gak?"
Alvin menggeleng dengan cepat, "Bagus kok! Gak ada yang aneh sama sekali dari kamu. Seneng banget bisa jalan-jalan sama cewek cantik, nih."
Aku tertawa masam, "Jadi selama ini aku gak cantik, ya?"
"Kamu kan cowok."
"Sialan!"
"Bercanda sayang, Ya udah, ayok!"
Aku mengangguk, "Kita mau kemana dulu?"
"Hm, makan siang dulu kali, ya?"
"Ayok!"
Kami pun mengunjungi salah satu restoran pilihan Alvin dengan menu makanan yang beragam. Bahkan penataan piringnya pun terlihat sangat indah, sangat menarik mata.
"Ra?"
"Hm?"
"Mau sampe kapan kamu fotoin makanan ini? Aku laper."
Aku masih sibuk memotret pesanan kami yang baru sampai itu. Benar-benar cantik! Membuatku merasa sayang untuk memakannya, jadi aku coba memotretnya dengan cantik juga.
"Bentar, diem dulu! Ini penting banget!"
"Lebih penting dari kelaparan?"
"Ugh, habisnya cantik banget ini penataannya. Padahal pasta keju gini doang aku bisa bikin juga di rumah. Pengen aku upload dulu ke ig! Lagian kenang-kenangan juga, kapan lagi Alvin ngajak aku ke restoran mahal."
"Yah, mumpung aku ada duit, sih. Terserah kamu deh."
"Hehe, bentar, ya."
Alvin terdiam sejenak menatapku yang cengengesan karena puas dengan hasil potretku.
"Tara,"
"Ya?"
"Aku—"
Akhirnya aku menoleh pada Alvin, "Kenapa?"
"—Aku harus pergi.."
Aku bergeming, "Maksudnya?"
Ia terlihat senewen, sebenarnya apa maksudnya?
"K-ke— Ke toilet."
"Ha?"
"Hahaha serius amat mukamu!"
Aku melemaskan bahuku, "Ih! Habisnya kamu juga keliatan serius tadi!"
"Iya iya maaf. Bentar ya, gak tahan, cuy!" Alvin pun segera pergi menuju toilet, sedangkan aku hanya menatap punggungnya heran.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Little Piece of Ours
Fiksi RemajaAku sayang kamu, tapi aku takut kehilangan sobat sehebat kamu. //Mengandung bahasa kasar gaes, hehe\\