part 6

7.9K 615 10
                                    

*****

Sudah tiga hari Vivaldo dan Blue tinggal di rumah barunya di Paris dan hari ini mereka sedang berbelanja keperluan rumah juga sekolahnya Blue di sebuah pusat perbelanjaan.
Keduanya begitu akrab dan terlihat bahagia layaknya Ayah dan Anak yang ditinggal Ibunya.

Keduanya jadi pusat perhatian di dalam toko khusus baju anak-anak lebih tepatnya Vivaldo, Ibu-ibu muda di sana saling berbisik mencuri pandang bahkan perhatian dengan bertingkah so akrab menyarankan baju ini baju itu yang kira-kira cocok untuk Blue.

Vivaldo sebenarnya risih dengan tingkah para ibu-ibu muda itu namun tidak ada salahnya berbaur demi menambah wawasan dalam mengurus dan memahami kebutuhan anak kecil lagipula Blue nampak senang di pilihkan pakaian-pakaian princess.

"E-ehm. Perkenalkan saya Veronica, emmm kebetulan saya single Mother"
ucapnya to the point.

"Saya Eve dan saya belum menikah kebetulan," sela satu perempuan lainnya.

"Ia Kau kan perawan tua" cibir Veronica.

"Bukan perawan tua hanya menunggu yang lebih cocok" sanggahnya seraya mengerlingkan mata pada Vivaldo.

Vivaldo pun menyambut uluran tangan Veronica, "Vivaldo. Saya pam--

"Owhhh bahkan suara Daddy-nya Blue sangat seksi" potong Veronica  benar-benar membuat Vivaldo tidak nyaman.

"Kalau begitu saya permisi dulu istri saya sudah menunggu di rumah" dustanya.

"Aunty! Pamanku tidak punya istri"
celetuk Blue, dengan paper bag besar yang ia geret dari kasir, bahkan entah siapa yang membayar.

"Benarkah sweete!?" suara Eve penuh semangat. Beberapa Ibu muda itu berkerumun benar-benar seperti jumpa fans mengelilingi Vivaldo.

"Sayang kenapa kamu bohong hm? Kamu marah pada Mommy and Daddy? Jangan begitu, itu tidak baik Bee. Kalau begitu ayo kita pulang Sayang" Vivaldo meremas lengan Blue memberikan isyarat,
"Bantu Paman Bee" bisiknya.

"Maaf Aunty, kami harus segera pulang, Mommy sudah menunggu kami di rumah" Vivaldo mengulum senyum tidak kuasa menahan geli melihat akting polosnya Blue.

"Gadis pintar" bisik Vivaldo, keduanya pun melesat pergi dengan Blue yang sudah berada dalam gendongan Vivaldo.

"HEY! KALAU BEGITU KEMBALIKAN UANG BELANJA PUTRIMU ITU!!"
teriak seseorang entah siapa,
Vivaldo dan Blue malah tertawa lepas lalu berlari menghindari kejaran Ibu-Ibu bar-bar itu.

*****

"Kenapa Paman tadi berbohong?" Vivaldo dan Blue sedang menikmati makan malam di pinggiran kota Paris di terangi lampu-lampu jalanan dan gedung pencakar langit yang indah.

"Kau tahu perempuan seperti mereka itu sangat menyeramkan jika terlalu menempel seperti itu"

"Benarkah? Why?"

"Entahlah mereka terlihat menyeramkan"

"Paman memiliki kekasih?"

"Oh Bee pertanyaanmu terlalu dewasa"

"Ishhh" Blue mengalihkan pandangannya ke sebrang jalan, ia termangu memperhatikan satu keluarga terlihat bahagia sedang bersenda gurau di sana.

Vivaldo mengikuti arah pandang Blue dan dia sadar apa yang tengah di perhatikan gadis itu,
"Emm... Bee ayo kita--

"Paman, boleh tidak Bee ikut les  Ballet?" ujarnya, memotong ucapan Vivaldo yang hendak mengajaknya pulang. Rupanya sedari tadi Blue bukan memperhatikan keluarga kecil itu, namun memperhatikan poster pendaftaran untuk kelas Balet anak-anak.

Destiny (THE END) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang