part 14

7.7K 522 4
                                    

*****

Hari sudah menjelang siang, terlihat cahaya mentari di balik jendela sudah mulai terik.
Vivaldo masih menikmati wajah damai putrinya yang sekarang bisa di sebut kekasihnya miliknya.
Meski Blue nantinya akan marah atau kecewa atau jijik padanya, Vivaldo tidak perduli, Blue satu-satunya perempuan yang mampu membuat nya bisa bergairah dan ereksi mana mungkin dia akan melepaskan Blue, NEVER!!

Tidak lama setelah Blue tidur semalam Vivaldo tidak sanggup menahan hasrat nya untuk mengulang kembali.
Sebelum dia melancarkan aksi nya Blue sudah lebih dulu memulai dengan kembali bergerak gelisah bersama peluh yang terus membasahi tubuhnya. Gayung kembali bersambut dan tidak di sia-siakan oleh Vivaldo.

Efek obat semalam membuat Blue bahkan tidak mengeluh sakit lagi karena semua kalah oleh gairah nya,
hanya desahan dan lenguhan nikmat yang Vivaldo dengar hingga Blue benar-benar tidak bergerak kelelahan. Entah berapa banyak dosis yang di berikan Darell pada minuman Blue.

Perlahan Blue mulai membuka matanya, ia menatap Vivaldo dengan tatapan sayu bahkan gerakan mengedip nya pun begitu lambat seperti gerakan slow motion.
Blue mengubah posisi tidur nya memunggungi Vivaldo kemudian ia  terisak.

Vivaldo sudah siap bila Blue akan memakinya atau mengeluarkan sumpah serapah, dia sudah sangat siap.

"Dadd, Bee minta maaf"
suaranya lirih namun begitu jelas di telinga Vivaldo sehingga membuat nya mengernyit,
"Maaf karena Bee memaksa mu melakukan ini semua"
Vivaldo tercengang mendengar lanjutan ucapan Blue. Apa putrinya bodoh? atau terlalu polos? Seharusnya Vivaldo yang minta maaf, kenapa jadi Blue yang minta maaf?
"Andai Bee mendengar kan larangan Daddy untuk tidak ikut pesta, pasti ini tidak akan terjadi, hikss... hikss... Bee minta maaf"

"Bee...

"Tinggalkan Bee sendiri Dadd, Bee malu"
Vivaldo menghiraukan permintaan Blue, dari pada menuruti dan pergi, Vivaldo lebih memilih untuk semakin mengikis jarak merengkuh tubuh Blue, melingkarkan lengannya di perutnya yang rata dan terasa lengket oleh keringat  bercampur saliva Vivaldo tentunya.

"Ssssttt seharusnya Daddy yang minta maaf sweete"
Vivaldo mengecupi pangkal tangan dan pundak telanjang Blue penuh kasih.

"Ini salah Dadd!"
tangis penyesalan Blue atas apa yang telah terjadi pun pecah.

"No Honey! Tidak ada yang salah, kita tidak memiliki ikatan darah, sejak dahulu kau adalah tanggung jawab ku, dan mulai sekarang tanggung jawab ku dua kali lipat atas dirimu Bee, Daddy sangat mencintai mu lebih dari apapun, kejadian ini tolong jangan merubah apapun. Daddy mohon padamu Bee"

"Setelah ini pasti tidak akan ada yang mau menikahi Bee, bahkan sekedar berkencan dengan ku"
ucap nya ragu.

"Aku yang akan melakukan itu semua, berkencan dan menikahi mu Bee"
Blue terdiam dalam dekapan Vivaldo
tidak tau harus mengatakan apa, saat ini Blue tetap merasa dirinya menjijikkan merayu ayah nya untuk memuaskan hasrat nya. Blue tidak tau saja jika Vivaldo bersyukur beribu kali tentang itu.

"Dad"

"Hm?"

"Kau harus minta maaf pada Paman Sean"

"For what?"

"Dia yang menyelamatkan Bee tadi malam"
Sean menyelamatkan Blue dari aksi pelecehan, namun rupanya Blue malah habis oleh Ayah nya sendiri.

"Akan ku pertimbangkan"

"DAAADD!!"

"Iya ok ok Bee"
akhirnya Vivaldo mengalah, meski pun gengsi jika harus meminta maaf pada rekan nya itu, bahkan Vivaldo pun sangsi akan melakukan nya.

Destiny (THE END) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang