part 5

8.5K 597 5
                                    


*****

Keesokan harinya berita tentang tewasnya seorang perempuan yang di duga simpanan Nakamura menghebohkan media massa
dan pelaku pembunuhan mengarah pada Nakamura yang rupanya jadi tersangka utama atas kejadian itu.
Penyidik menyimpulkan jika itu semua di picu faktor asmara dan perselingkuhan yang membuat Nakamura murka hingga menghabisi perempuan simpanannya saat sedang berhubungan intim ditambah bukti kuat yang di temukan polisi di TKP, selongsong peluru yang tertinggal di sana cocok dengan handguns legal milik Nakamura yang di temukan di dalam laci pada ruangan pribadinya.
Kehebohan pun terjadi di kediaman politikus kotor itu, rumah megahnya  dipenuhi media massa dan polisi pun sudah menahan Nakamura.

Rupanya Vivaldo sudah merencanakan itu semua karena dia sangat benci jika seseorang berani mengancamnya apalagi ancaman itu menyangkut Blue gadis kecilnya. Vivaldo tersenyum miring menatap layar pada iPad-nya menyaksikan kekacauan yang telah dia buat. Pria pemilik netra abu itu mengotak-atik keyboard pada ponselnya lalu mengirimi seseorang pesan,
"Siapkan dua tiket untuk penerbangan ke Prancis hari ini juga" setelah mengirimkan pesan tersebut Vivaldo turun ke lantai bawah hendak menemui Blue.

"PAMAN BOHONG!!! PAMAN JAHAT!! hikss... hikss..." Vivaldo mempercepat langkahnya mendengar suara Blue yang menangis histeris. Benar saja, gadis kecil itu berdiri seraya mengusap-usap mata menggunakan punggung tangannya sambil terus berteriak pada Sean.

"Sean apa yang Kau lakukan?!"
Vivaldo langsung membawa tubuh mungil itu ke dalam dekapannya, menyingkirkan rambut-rambut halus yang sebagian terselip di antara bibir mungil Blue yang basah bercampur air mata.

"Paman Sean mengatakan Ibu dan Ayah sudah meninggal, mereka tidak akan kembali hikss.. hikss..."

"Dia dari tadi terus bertanya jadi kujawab saja" sambar Sean enteng.

"BRENG--" umapatan Vivaldo terhenti saat menyadari ada anak kecil di sana, jika tidak ada Blue tentu dia sudah menghajar temannya yang lemes itu.

"Apa benar Paman V? hikss... lalu kenapa Bee tidak diberitahu?"

"Bee dengar, kedua orang tuamu pasti tidak ingin melihat putrinya bersedih, maka dari itu sebelum meninggal mereka meminta agar Paman merahasiakannya darimu" dustanya yang mendapatkan tatapan malas dari Sean.

"Hikss... hikss... lalu bagaimana dengan Bee, Bee tidak punya siapa-siapa lagi sekarang, Bee tidak punya nenek kakek dan lainnya"

"Kan ada Paman" Vivaldo mengusap lembut rambut gadis itu, hidungnya memerah, pelupuk matanya di penuhi air yang terus mengalir. Hati Vivaldo terasa di remas kuat saat melihatnya, terkutuklah dia yang membuat gadis kecil itu jadi yatim piatu.

"Tapi Bee ingin Ayah dan Ibu"

"Paman bisa jadi Ayah sekaligus ibumu Sayang" ucapnya lembut.

"Mana bisa Paman jadi Ibu HUWAAA!!!!" tangisan Blue makin keras mendengar perkataan Vivaldo barusan.

"Cih. Dasar aneh, lagipula mana bisa anak sekecil itu mengerti" cibir Sean tidak kapok mencari gara-gara.

"Diam Kau" desis Vivaldo menatap horor Sean, sontak membuat pria itu mengatupkan mulutnya.

"Ayo kita siap-siap"

"Memang kita mau kemana Paman?"
Blue mengusap air mata dan ingusnya yang juga ikut keluar akibat tangisannya.

"Kita pergi dari sini, di sini ada Paman Sean si pengacau, kita harus pergi ke tempat yang sangat jauh Kau mau?"
Sean hanya memutar bola matanya sebal.

"Aku juga akan ikut, memang siapa yang mengijinkan kalian pergi berdua" Sean menyela namun di hiraukan oleh Vivaldo dan Blue.

"Tapi bagaimana dengan Ibu dan Ayah?''

Destiny (THE END) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang