part 9

6.7K 546 14
                                    

Blue bergegas keluar kamarnya setelah mendengar suara mobil Sean, sedangkan Vivaldo menatap Blue tajam, memperhatikan penampilan gadis yang telah beranjak remaja itu dari atas hingga ke bawah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Blue bergegas keluar kamarnya setelah mendengar suara mobil Sean, sedangkan Vivaldo menatap Blue tajam, memperhatikan penampilan gadis yang telah beranjak remaja itu dari atas hingga ke bawah.

"Kau yakin akan berpakaian seperti itu Bee?" Sean pun ikut menoleh memperhatikan namun dia tidak bereaksi apa-apa bukankah itu memang gaya Blue pikir Sean namun tidak bagi Vivaldo.

"Memangnya kenapa Dad? Apa rambutku tidak cocok? Emmm... atau sepatutnya?" Blue memperhatikan penampilannya sendiri mencari-cari di mana letak kesalahannya yang mungkin membuatnya terlihat aneh dimata Vivaldo.

"Sudah ayo! nanti terlalu malam, biarkan dia, mungkin beliau sedang menstruasi" cibir Sean. Tak! "Awww!" pekik Sean saat tutup botol wine mendarat di kepalanya.
"See? Terbukti kan? makanya cepat-cepatlah menikah, Blue butuh sosok Mommy betulkan Blue?" imbuhnya seraya mengusap kepala yang terasa panas.

"Justru aku berencana untuk mengenalkannya dengan guru fisika di sekolah, She is beautiful" sambar Blue bersemangat, mendengar itu Vivaldo hanya mengabaikan keduanya memilih fokus mengotak-atik ponsel di tangannya yang nyatanya jauh dari kata fokus.

"Ya sudah, bagaimana jika Kau bicarakan mengenai perjodohan ini besok? kita hampir kemalaman"
ucap Sean mengingatkan seraya bangkit dari duduknya.

"Dad, Bee pergi dulu yah" Cup. Tidak lupa ia memberikan kecupan di bibir Vivaldo lalu bergegas pergi, Vivaldo langsung menghentikan gerakan tangannya terpaku menatap punggung Blue yang semakin menghilang di halaman rumah.

Setelah mereka pergi, Vivaldo melakukan panggilan telepon lewat ponselnya tertera nama Kimberly.

"Hi handsome, lama sekali tidak memberi kabar?"

"Kau ada di mana?"

"My palace"

"Baiklah, dua puluh menit aku sampai"

"Oh... wow dalam rangka apa? tumben sekali Kau mau ke apartemenku?"

"Tidak ada, hanya ingin menikmati wine bersama saja"

"Ok aku tunggu" Tut Tut tut...

Vivaldo bergegas keluar, lalu segera melajukan mobil klasik kesayangan menuju apartemen Kimberly. Sepanjang perjalanan dia nampak gelisah dan gusar seperti ada sesuatu yang mengganggu pikirannya.
Vivaldo melajukan mobilnya dengan kecepatan maksimal bahkan tidak sampai dua puluh menit dia sudah sampai di gedung Apartemen tempat di mana Kimberly tinggal.

Sesampainya di depan pintu dia tak lantas masuk, Vivaldo menghela nafas panjang lalu barulah dia masuk rupanya kunci pintu Kimberly masih tetap sama.

"Hey! apa Kau berteleportasi? ini bahkan belum sampai dua puluh menit by the way" tanpa diduga-duga Vivaldo langsung merengkuh tubuh Kimberly lalu memagutnya dengan rakus, "Enghh... aku sudah menunggu lama untuk ini" bisik perempuan itu di sela-sela ciumannya.

Destiny (THE END) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang