part 23

5.5K 412 5
                                    

*****

Sean terlihat gelisah menunggu kedatangan Blue di bandara.
Dia juga tengah di sibukkan dengan ponsel di tangan nya.

"Bagaimana keadaan nya?"

"Seperti nya masih hidup"

"Kalau begitu kau bersihkan tempat itu, terutama jejak kedatangan Blue di rumah nya, jangan sampai polisi mencium adanya orang lain di TKP saat kejadian"

"Tenanglah akan ku pastikan itu. o yah  penyebab nya tergelincir sungguh konyol"

"Apa maksud mu?"
Sean mengernyit bingung.

"Nakamura tergelincir karena menginjak mainan tulang dari karet "
j

elas pria pada sebrang telfon.


"Musnahkan benda itu, Aku percayakan urusan di sana pada mu, terus kabari aku, dan segera lenyap kan keparat itu segera, aku tidak mau dia kembali dan mengganggu keponakan ku"

"Tapi Sean, itu tidak ada dalam perjanjian awal, kau hanya meminta ku untuk membersihkan jejak keponakan mu saja tidak termasuk menghilangkan nyawa--

"

Habisi dia sekarang juga kerjakan dengan rapih kau akan mendapatkan bayaran sesuai dengan yang kau inginkan"
desis nya dengan suara memelan.

"Ok, ok, aku suka kalimat terakhir mu itu"

"Aku ingin mendengar kata SELESAI, dari pada kata maaf nanti"

"Ok, ku pastikan itu"

Tut Tut Tut...

Sean kembali memperhatikan pintu kedatangan di bandara, kakinya terus mondar-mandir gelisah. Ketika yang tunggu telah tiba, Sean berlari menghampiri Blue yang di bawa menggunakan branker pasien dengan infus yang menancap di tangan nya,
Blue pingsan karena dehidrasi dan terguncang dan hal-hal pahit yang beruntun ia terima.

"BLUE!!"
Sean menghampiri petugas medis yang membawa Blue ke dalam ambulance dan akhirnya Sean mengikuti dengan mobil nya dari belakang.

🍀

Sesampainya di rumah sakit, Sean terus mengikuti Blue hingga perawat meminta nya untuk menunggu di luar saja, dengan berat hati Sean menunggu di bangku yang tersedia, dia duduk seraya memegangi kepalanya yang berdenyut bercampur cemas dengan kondisi Blue, berkali-kali melihat ke arah pintu berharap Dokter segera keluar mengabari jika Blue baik-baik saja.

"Sean!"
tiba-tiba Naomi ibunya Sean muncul bersama Ayah nya.

"Ayah, Ibu?"
Sean terkejut melihat kedatangan kedua orang tua nya.

"Dimitri bilang tadi kau masuk ke rumah sakit membawa seseorang, jadi kami bergegas kesini, apa yang terjadi? Apa kau baik-baik saja?"
Naomi begitu cemas melihat Sean yang begitu kacau.

"Ibu..."
lirih nya, Sean tidak dapat menjelaskan apapun dia begitu terpukul saat ini, sebagai seorang ibu Naomi tau tau betul apa yang Sean rasakan.

Perempuan paruh baya itu memeluk putranya yang sudah sangat lama ia rindukan, begitupun Blaxton Ayah Sean, dia menepuk-nepuk pundak Sean yang bergetar  menangis dalam pelukan Ibu nya.

"Bagaimana jika terjadi sesuatu pada Vivaldo apa yang harus ku katakan pada Blue bu?"
Sean terisak, sungguh dia begitu menghawatirkan keadaan mereka berdua, karena bagaimanapun dua orang itu sangat berarti bagi Sean.

Destiny (THE END) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang