part 8

6.9K 545 9
                                    

*****

"DADDY!! DADDY WAKE UP!!!"
Blue terus memanggil dan mengguncang tubuh Vivaldo yang masih betah di balik selimutnya.

"Ini weekend Sweety" suara serak Vivaldo tenggelam di balik bantal.

"Justru karena ini weekend, Daddy sudah janjji mau menemani Bee latihan di studio. Ayo Daaadd!!" Vivaldo menggeliat mengubah posisi tidurnya jadi terlentang, namun bukannya bangun pria paruh baya itu kembali terlelap membuat Blue geram.

"ARRRGHHH!! Ok ok Sweety!" Blue menindih perut Vivaldo dengan kasar hingga membuatnya meringis,
"Sweety itu sakit, Kau sudah berat sekarang jangan melakukan itu lagi bagaimana jika Daddy cidera?" kini Blue memang sudah remaja, saat ini ia sudah menginjak usia 16 tahun.

"Maka dari itu cepatlah bangun pria tua pemalas" Cup, Blue memberikan kecupan singkat di bibir Vivaldo,
"Bee tunggu di bawah lima menit!"
ujarnya sebelum ia menghilang di balik pintu.

Vivaldo terpaku menatap langit-langit kamar, ada yang aneh pada dirinya saat ini. Kepalanya tiba-tiba terasa pening, terlihat kilauan-kilauan cahaya seperti beterbangan di atas sana. Aroma tubuh Blue terasa berbeda, bibirnya terasa berbeda, semua nampak berbeda pagi ini.

Ini bukan kali pertama Blue mengecup bibirnya Vivaldo, bahkan sebaliknya, biasa mereka melakukan hanya sebatas tanda kasih sayang sebagai keluarga, namun kali ini Vivaldo merasakan tubuhnya bereaksi aneh, tiba-tiba darahnya terasa mendidih perasaannya bergejolak hebat. Dengan tubuh bagian atas bertelanjang dada dan hanya mengenakan boxer, Vivaldo duduk di tepian ranjang mencoba mencerna semuanya.

"ASTAGA!!" matanya yang keabuan membulat sempurna, beberapa kali Vivaldo mengerjap lalu mengucek matanya, dia sungguh tidak salah lihat kejantanannya kini telah berdiri sempurna, hal yang tidak pernah dia alami selama ini semenjak kejadian memilukan di masa lalunya pada malam naas itu.

"YA'AMPUN DADDY! Cepat! nanti Bee telat!" Blue berjalan mendekat seraya menghentak-hentakan kakinya sebal,
Vivaldo pun buru-buru menutupi tubuh bagian bawahnya yang sedang dalam mode on itu.

"I-iya Sweety, Daddy a-kan segera mandi" entah mengapa suara Vivaldo hampir tercekat di tenggorokan membuat Blue mengernyit melihat tingkah Daddy-nya yang aneh.

Dengan polosnya Blue mendekat menempelkan tangannya di kening Vivaldo. "Daddy tidak panas, kenapa Daddy terlihat pucat dan sedikit emmm... aneh, apa Daddy baik-baik saja?" posisi keduanya yang terlalu dekat, membuat Vivaldo bahkan sulit untuk sekedar bernafas, aroma tubuh Blue begitu menyiksanya bahkan kedua mata Blue yang berkedip-kedip pelan layaknya gerakan slow motion di depan matanya seakan menghipnotis Vivaldo untuk terus menatapnya dan semakin tenggelam.

"Ayo Daddy ihhh... Mengapa malah melamun" karena sudah hampir terlambat Blue menarik tangan Vivaldo agar lekas bangkit dan segera mandi namun Vivaldo tetap bertahan dengan posisi duduknya sebab bukan waktu yang tepat jika dia harus bangun saat ini, itu semua membuat Blue makin kesal dan heran sehingga terus menariknya dengan sekuat tenaga namun karena tenaga Vivaldo jauh lebih besar sehingga mau tak mau tubuh mungil Blue tersungkur menubruk dada Vivaldo dan berakhir dengan posisi menindih Vivaldo yang kini terlentang.

"Oh tidak!" batin Vivaldo,
sedangkan Blue terbelalak merasakan sesuatu yang mengganjal di bawah perutnya, sesuatu yang sangat keras dan terasa panas. Keduanya terpaku sesaat dan Blue langsung bangkit dengan wajah memerah entah kenapa, membuat Vivaldo merasakan rasa canggung luar biasa.

"Emmm.. Bee tunggu di bawah" ucap gadis bermata hitam itu kikuk, kemudian Blue melesat dan menghilang di balik pintu.

Vivaldo hanya mampu menghela nafas berat, sungguh situasi yang sangat awkward. Dengan langkah gontai Vivaldo pergi ke kamar mandi mengguyur tubuhnya dengan air dingin. Perlahan tangannya mulai meraba kejantanannya di bawah sana, dia merasa perlu memastikan apakah itu nyata atau hanya halusinasi.

Destiny (THE END) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang