part 13

7.7K 544 3
                                    

"Jangan pulang dulu aku belum mendapatkan kado spesial ku"
Bisik nya penuh makna.

*****

Darell membawa Blue ke arah sweet room yang rupanya memang sudah dia siapkan untuk menjebak Blue,
namun di tengah perjalanan dia bertubrukan dengan seorang pria bertubuh kekar dengan pakaian santai, kemungkinan pria itu menginap di hotel itu.

"Mau kau bawa ke mana gadis cantik ini hm?"
suara berat pria itu membuat Darell terkejut, apa lagi saat melihat orang tersebut adalah orang yang sering Darell lihat sering menjemput Blue di sekolah.

"Em... itu saya akan mengantar Blue pulang, dia agak mabuk"
Sean menarik Blue dari Darell dan langsung memeluknya.

BRAAAKKK!

"Kau mau membodohi ku hm? Ini lantai terakhir, untuk apa kau pulang ke sini? Pintu keluar ada di lantai dasar, KEPARAT!!"
bukan hal yang sulit bagi Sean untuk membuat Darell tersungkur tak berdaya dengan satu tangan, sebab satu tangan nya lagi dia gunakan untuk menahan tubuh Blue yang agar tidak terjatuh.

"Paman pulang"
rengeknya dengan suara yang terdengar parau keringat dingin mulai bercucuran di sekitar kening dan leher Blue.

"Ayo kita pulang sayang"
Sean kembali menatap tajam Darell yang masih terduduk di lantai dengan darah yang mulai merembes di sudut bibir nya,
"Urusan kita belum selesai cecunguk kecil"
sudah cecunguk kecil pula.

Sean bergegas keluar hotel membopong tubuh Blue ala Bridal Style.

"APA YANG KAU LAKUKAN?!!!"
Vivaldo dengan amarah nya langsung menyambut Sean dengan kepalan tangan yang berhasil Sean hindari.
Tak ayal membuat suasana lobby hotel menjadi riuh melihat kedua pria itu hampir adu jotos jika saja tidak ada Blue di gendongan Sean.
Blue terus bergerak gelisah sambil terus mengeluh kepanasan.

BUGH!!
Vivaldo yang melihat gesture tubuh Blue sangat mengerti apa yang sedang putri nya alami, sehingga dia tidak lagi dapat menahan amarahnya dan memukul Sean begitu keras.

"BRENGSEK KAU MEMUKUL HIDUNG KU! AWAS SAJA KALAU SAMPAI PATAH BRENGSEK!!"
Sean tidak terima hidung kebanggaan nya di bogem Viavaldo,
"Kalau aku tidak kebetulan bertemu dengan Blue dia sudah di perkosa cecunguk sialan itu. Kau sebagai Ayah tidak becus menjaganya. Kalau memang tidak sanggup bilang!! Aku bisa melakukan nya lebih baik!!"
Vivaldo mengabaikan ocehan Sean, dia lebih memilih mengangkat tubuh Blue dan membawa nya pulang.

Blue terus bergerak tidak nyaman di dalam mobil.
Keringat sudah membasahi hampir seluruh badan nya. Vivaldo membuka jaket kulit yang di kenakan Blue dan melempar nya ke jok belakang.
"Brengsek beraninya mereka melakukan ini pada putri ku"
geram nya dengan penuh amarah.
Sebagai orang yang sudah sangat berpengalaman di dunia yang cukup gelap dan kejam, Vivaldo tau betul jika putrinya di cekoki obat perangsang.

Blue bahkan mulai mengusap-usap area lehernya sendiri dengan mata yang tetap terpejam seolah sedang menikmati sekaligus tersiksa akan sesuatu.
Vivaldo langsung menginjak pedal gas melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi, dia sudah tidak tega melihat Blue yang semakin tersiksa.

Sesampainya di rumah Vivaldo langsung membopong Blue ke dalam,
"Daddy nyalakan pendingin ruangan nya"
Vivaldo bingung ruangan sudah sangat dingin apa yang mau di nyalakan lagi?
Blue terlihat sangat tersiksa terus berusaha membuka bajunya sendiri dengan susah payah.

Vivaldo akhirnya membuka baju Blue dan kini hanya tertinggal bra dan celana dalam demi menurun kan suhu tubuh Blue.
"Shit!! Menurunkan suhu tubuh? Bee tidak sedang demam"
umpat nya pada diri sendiri yang mulai kebingungan.

Destiny (THE END) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang