part 3

10.5K 699 7
                                    

*****

"Tolong lepaskan aku, di laci ada uang cash dan juga sedikit emas batangan ambillah dan... dan jangan bunuh aku"

Vivaldo malah menyeringai semakin menekan kuat pucuk pistol di atas kening pria tua yang merengek memohon untuk nyawanya. Keringat dingin bercucuran di dahinya bahkan seorang penguasa pun terlihat seperti anak anjing yang sedang di hukum oleh tuannya jika sudah di hadapkan dengan kematian yang sangat nyata. Tidak ada lagi kesombongan dan keangkuhan yang selalu di pamerkan selama ini.

DOR!!!

Satu peluru tembus tepat di tengah-tengah kepala pria tua itu,
tanpa sempat meminta tolong atau meraung kesakitan lagi sebab timah panas itu langsung mengantarkan nyawa pergi meninggalkan raganya. Dengan santai dan tenang Vivaldo mengatur posisi pria itu di kursi, menempelkan sidik jarinya di pistol lalu pergi meninggalkan ruangan tersebut.

*****

Di sebuah bar tepatnya di sebuah klub malam, Vivaldo menikmati Vodka dalam gelas kristal yang di sajikan Bartender untuknya.
Seorang perempuan berpakaian sangat seksi dengan belahan dada yang hampir mempertontonkan seluruh isinya duduk di sebelah Vivaldo yang memiliki sejuta pesona dibalik aura gelapnya.

Dengan nakalnya perempuan itu meraba area selangkangan Vivaldo dari balik bawah meja tanpa sungkan. Vivaldo hanya melirik tangan lancang itu tanpa minat namun sang perempuan tidak menyerah dia semakin melancarkan aksinya bukan hanya meraba tapi juga meremasnya seraya memberikan tatapan sensual menggoda bahkan pasti dengan sukarela dia akan berjalan cepat mengikuti Vivaldo jika saja pria itu mengajaknya ke kamar.

Namun apa yang terjadi jauh dari apa yang diharapkan perempuan itu,
dia mengeryit saat mendapati Vivaldo sama sekali tidak terpengaruh bahkan milik pria itu masih tetap nyaman dalam mode tidurnya.

"Aku tidak menyukai keramaian"
bisik Vivaldo di telinga perempuan itu sontak membuat si perempuan tersenyum senang, itu berarti akan ada kelanjutan yang amat dia harapkan di tempat sepi tentunya.

Vivaldo merogoh kantung jaketnya mengeluarkan beberapa lembar dolar meletakkannya di atas meja kemudian pergi meninggalkan tempat bising itu bersama perempuan yang kini semakin berani bergelayut di lengan kukuhnya.

*****

Di sebuah kamar dengan ranjang berukuran king size Vivaldo memandangi perempuan yang dia bawa dari klub malam dengan tatapan tajam. Perempuan itu kini sudah telanjang bulat meraba-raba bagian sensitifnya sendiri menggoda Vivaldo yang masih bergeming di tempatnya berdiri.

Tidak lama kemudian seorang pria masuk ke kamar tersebut dan langsung menanggalkan pakaiannya lalu naik ke atas ranjang merangkak seperti seekor serigala, melihat itu si perempuan berkerut kening  kebingungan.

Dengan tangan di lipat di depan dada Vivaldo duduk santai di sofa memperhatikan pertunjukan live di
hadapannya, si pria asing yang berada di atas ranjang mulai menyetubuhi perempuan itu dengan sangat kasar. Menampar, menjambak, bahkan mencekik leher perempuan itu hingga kesulitan bernafas.
Suara erangan rintihan bahkan jeritan terdengar menggema memenuhi ruangan, sampai akhirnya si pria pun mencapai puncaknya dan keduanya terkulai lemas di atas ranjang dengan peluh yang berbaur.

Sedangkan di sudut lain Vivaldo tersenyum sinis lalu bangkit dari duduknya dan melemparkan sejumlah uang untuk si perempuan,
"Pertunjukan yang menyenangkan Nona"

Perempuan itu hanya bisa menganga mendengarnya,
"BRENGSEK!!" umpatnya kesal, dari awal dia berharap bisa menikmati belaian si pria tampan tapi malah berakhir dengan pria asing lain yang malah memperlakukannya dengan sangat kasar, sedangkan Vivaldo yang terlihat puas dengan santainya pergi meninggalkan kamar tersebut tanpa menyentuh si perempuan sedikitpun.

Destiny (THE END) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang