1/6/2030

12 1 0
                                    

Aku terbangun dari koma. Kata mereka aku sudah tertidur selama dua bulan dan nyaris alat penopang hidupku dihentikan jika hari ini aku tidak bangun.

Memang aku tidak sepenuhnya terbangun, aku masih harus membiasakan tubuhku untuk bangkit dan menggerakkan jari jemari sedikit demi sedikit. Tubuhku seperti mati rasa karena tidak bergerak selama dua bulan penuh.

Kabar aku siuman sudah tersebar ke orang-orang terdekat. Mereka smeua bergiliran datang, mengucapkan rasa bersyukur dan terima kasih karena aku sudah sadar. Tidak sedikit mereka menangis saking senangnya aku terbanung—err aku harap begitu.

Setelah aku bisa bangun untuk duduk bersandar, aku mengikuti fisioterapi untuk membiasakan diriku kembali berjalan layaknya manusia normal. Walaupun rasanya aneh karena kakiku seperti jelly, tidak kuat menopang tubuhku sendiri. Namun secara perlaan tapi pasti, aku mulai terbiasa untuk berjalan. Lenganku juga mulai bisa mengangkat benda-benda ringan. Jari jemariku juga mampu digerakkan untuk menggenggam ataupun terbuka.

Perasaanku sangat senang, ditambah banyaknya orang yang mendukungku untuk sembuh total. Orang mana yang tidak senang saat didukung banyak orang? Haha, aneh-aneh saja.

"Ngomong-ngomong, gua belum pernah lihat Taeyong semenjak gua sadar. Orangnya kemana, ya?" tanyaku setelah selesai melakukan fisioterapi untuk hari ini. Aku kembali duduk di ranjang.

Ke empat sahabatku memandang bingung lalu mereka saling bertatapan seolah-olah saling menyurhu satu sama lain untuk menjawab pertanyaanku.

"So...?"

"Sorry, Kai. Tapi, Taeyong siapa, ya?" tanya Jaemin setelah berdebat cukup lama memakai mata mereka. Aku jadi penasaran apa yang mereka debatkan.

Aku tertawa, "Gak usah bercanda gitu kali. Taeyong, Lee Taeyong. Pacar gua. Masa iya lo lupa?"

"Kai, ini kita gak ada yang bercanda sama sekali. Tapi gak ada yang namanya Lee Taeyong sebagai pacar lo. Lo kan udah menjomblo dua tahun bareng kita-kita," sahut Haechan mengiyakan pendapat Jaemin.

"Ah, apaan sih. Bercandanya gak lucu sama sekali," aku meraih handphone dan membuka galeriku. "Lee Taeyong, pacar gua dari masuk kuliah..." ucapanku memelan begitu menyadari tidak ada satupun foto Taeyong ada di galeriku. "Sumpah gak lucu, siapa yang megang handphone gua selama gua koma?"

"Bonyok lo," jawab Jeno. "Kita mana berani megang handphone lo."

Aku tidak mempedulikan jawaban Jeno. Lantas kubuka sosial media dan mencari user taeyong yang masih kuingat sampai detik ini.

Hasilnya, nihil.

Aku memegang sisi kepalaku, berharap ini bukanlah mimpi atau aku yang terbangun di dalam dimensi yang salah. Jangan-jangan memang iya?!

"Perlu gua panggilin dokter, Kai?" tawar Renjun. Kutatap matanya, ia terlihat khawatir padaku.

"Gua pasti mimpi. Gak mungkin beneran," kekehku pelan. "Lee Taeyong itu pacar gua. Gua udah dua tahun pacaran sama dia."

"Selama dua tahun terakhir lo jomblo bareng kita, Kaia Bumi," ujar Jaemin pelan. Ia sedang mencoba menjelaskan keadaan aneh ini padaku secara perlahan.

"Kalaupun ada kating yang deketin lo, itu namanya Kim Doyoung."

Seketika aku teringat sesuatu saat Haechan menyebut nama itu.

"Iya! Kim Doyoung! Sahabat karibnya pacar gua!" ujarku senang sembari membuka handphone dan menekan kontak bernama Doyoung'Ilmu Hukum itu untuk memanggilnya. "Gua yakin ada. Lo lo doang yang bercandaannya keterlaluan."

"Ini anak dijelasin baik-baik malah minta dihantam pake buku pengantar ilmu hukum," cerocos Haechan yang berusaha untuk tidak benar-benar menghantamku dengan buku tebal penuh dosa itu.

Lama tanda menghubungkan itu terdengar sampai akhirnya suaranya berubah menjadi suara lelaki dengan intonasi lembut.

"Halo, Kaia. Apa kabar? Aku dengar—"

"Kak! Tunggu, masalah kabar itu bisa nanti. Aku mau tanya, kakak punya sahabat namanya Lee Taeyong, 'kan?"

Suara di seberang sana terdiam cukup lama sampai akhirya suara itu tertawa pelan, "Maksudnya gimana? Sahabat kakak cuman dua, Kai. Johnny sama Taeil. Kamu siuman kenapa tiba-tiba jadi lupa?"

Aku memejamkan mata mendengar suara kak Doyoung yang terdengar seperti merendahkanku. "Aku lagi gak mau bercanda, Kak. Aku tahu sahabat kakak ada Kak Johnny dan Kak Taeil. Tapi masa iya kakak lupain sahabat kakak dari kecil yang namanya Lee Taeyong?"

Kak Doyoung kembali tertawa, "Kamu tuh kenapa sih, Kai? Kakak gak punya sahabat yang namanya Lee Taeyong. Kakak berani bersumpah kalau kakak gak bohong,"

Dengan takut, aku tatap mata ke empat sahabatku yang berada di depanku. Mereka seperti sudah tahu balasan apa yang akan diberikan kak Doyoung sehingga mereka hanya memberi tatapan, 'Kan udah gua bilang apa?'

Aku segera memutus sambungan secara sepihak lalu mencari kontak atas nama Bubu di handphone ku. Aku akan buktikan kalau Taeyong itu pacarku.

"Maaf, nomor yang anda hubungi salah. Silahkan periksa kembali nomor yang anda tuju—"

"Nggak mungkin," lirihku berkata. "Nggak mungkin dua bulan gua koma tapi pacar gua raib tiba-tiba."

"Istirahat dulu, Kai. Gua rasa lo capek karena abis fisioterapi hari ini," ujar Jaemin dengan lembut. Ia berusaha menenangkanku yang mulai linglung dengan keadaan.

Tuhan, apa yang telah terjadi selama dua bulan ini?

Tuhan, apa yang telah terjadi selama dua bulan ini?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


-????-

a/n : seharusnya 1/7, cuman ingetnya 1/6. Keburu di edit, trus males ngedit ulangnya:(. Ngomong-ngomong, ini terinspirasi dari tiktok yang akhir-akhir lagi viral di kalangan k-pop, yang video "apakah grup a itu sebetulnya ada?" "does group b is exist?" trus ada ss di ig di cari gak ada akunnya. Seru deh aku lihat editan-editannya, apalagi reply-annya yang bikin seolah-olah video itu asli dan benar terjadi. Yang suka misteri, aku yakin banget kalian bakal suka. Nanti aku cantumin kalau nemu videonya, aku lupa save videonya:(((. Ngomong-ngomong lagi, makasih yaa udah nyempetin baca^^

Random ThoughtsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang