Wawancara (Haechan Ver.)

12 1 0
                                    

Melangkah masuk ke dalam sebuah ruangan, perempuan itu disambut oleh seorang pria dengan mata bulatnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Melangkah masuk ke dalam sebuah ruangan, perempuan itu disambut oleh seorang pria dengan mata bulatnya. Rambut berwarna pirang pudar itu terlihat acak-acakan mengingat dia sudah berada di ruangan itu lebih dari satu bulan.

"Donghyuck?" Panggil perempuan itu lembut, mengalihkan perhatian si pria yang tengah asik menonton dinding putih dengan pandangan kosong.

"Kia!" Sambutnya senang. Pria bernama asli Donghyuck itu segera berlari ke perempuan itu dan memeluknya erat. "Kenapa lama sekali? Aku sudah menunggumu dari tadi," gerutunya dengan bibir maju.

Perempuan yang dipanggil Kia itu membalas pelukan Donghyuck dan melepasnya dua detik berikutnya. "Aku harus mengurus yang lain, Donghyuck. Tapi sekarang aku ada di sini, 'kan? Yuk, kita mulai."

Kia menarik lengan Donghyuck menuju meja yang terletak di tengah ruangan. Ia menyuruh pria itu duduk di kursi yang tersedia sementara dirinya duduk di sebrangnya.

Mengeluarkan sebuah dokumen berisi data diri Donghyuck lalu membuka lembaran-lembarannya. "Donghyuck, kita mulai dari yang kemarin, ya?"

Donghyuck hanya menganggukkan kepalanya lalu menaruh kedua tangannya di atas meja dan kepalanya di atas lengannya. Menumpu kepala kecil itu.

"Haechan atau Donghyuck?"

Seketika pria itu menaruh telunjuknya di depan bibirnya. "Ssttt, jangan panggil Haechan. Donghyuck aja."

"Donghyuck then..." Kia mengangguk lalu menulis sesuatu di selembar kertas yang sudah ia siapkan. "Kenapa membunuh teman-temanmu?"

Bibir Donghyuck maju, matanya tidak menatap Kia, melainkan menatap langit-langit ruangan. Bergumam sebentar sebelum menjawab, "Karena kata Haechan itu menyenangkan. Aku juga senang bermain dengan mereka. Sayang, mereka gak bertahan sampai akhir. Kata Haechan, mereka lemah."

Kia tersenyum, "Lalu dibawa kemana sama Haechan?"

"Rahasia! Kia harus nemuin sendiri! Masa aku kasih tau? Curang dong namanya."

Kia ikutan cemberut, "Aku udah nyari, Donghyuck. Dari hari terakhir kita ketemu, aku udah nyari tapi sama sekali nggak ketemu. Kasih aku petunjuk boleh?"

Donghyuck bergumam lagi, menyuarakan nada asal tapi terdengar harmoni di telinga Kia. "Ada syaratnya!"

"Apa syaratnya?"

"Besok Kia harus ke sini. Aku gak mau sama perawat yang lain! Mereka jahat! Haechan juga nggak suka sama mereka!"

Kia tertawa pelan, "Oke, nanti aku ngomong sama yang lain buat tukeran jadwal. Ketemuan lima menit?"

"Satu jam!"

"Heh, kelamaan. Aku kan punya urusan lain," Kia menegurnya.

Donghyuck kembali cemberut, "Ya udah, aku ngambek sama Kia."

Kia menghela nafas. Menghadapi Donghyuck memang tidak pernah mudah. Tapi ini lebih baik daripada harus berhadapan dengan Haechan. Dua kepribadian dalam satu raga. Apa yang sudah dilalui pria muda ini sangat memprihatinkan.

"Oke, gini. Besok aku bawain mainan kesukaan Donghyuck. Tapi apa yang aku tanya harus dijawab jujur. Gimana?"

Donghyuck tetap terdiam, bergumam kembali sebelum menjawab. "Mainan Haechan juga dibawa?"

"Hanya mainan Donghyuck atau pertemuan besok hanya berlaku lima menit?"

Tanpa diduga Donghyuck tertawa kencang sampai terbangun dari posisinya dan nyaris terjungkal jika tidak ada kursi yang menahannya. "Kia pintar! Aku suka! Oke, aku setuju. Kata Haechan nggak apa-apa. Bagian dia bisa kapan-kapan katanya."

Kia menghela nafas lega dengan pelan lalu berdeham dan kembali menanyakan pertanyaannya lalu mendengar jawaban Donghyuck.

Kia tidak memahami, bagaimana sosok pria berumur delapan belas tahun dengan nama lengkap Lee Donghyuck dan kuliah di universitas ternama bisa menjadi seseorang tanpa belas kasihan.

Membunuh teman satu kelompoknya tanpa alasan yang jelas. Tidak ada motif tertentu bahkan tidak ditemukannya luka parah. Semua korban yang terdapat lima orang disiksa secara perlahan sampai maut memisahkan. Motif balas dendam pun tidak ada.

Ketika ditanya, hanya ingin bermain adalah jawabannya. Pada akhirnya sosok pria ini dikirim ke rumah sakit jiwa untuk penanganan lebih lanjut selagi hukumannya berjalan.

Entah beruntung atau tidak, Donghyuck dilindungi hukum yang menyatakan anak di bawah umur tidak bisa dihukum mati. Hanya mendapat hukuman penjara paling lama lima belas tahun dan denda ratusan juta serta bimbingan di rumah sakit jiwa.

Bagi Kia, kehilangan masa muda yang di latarbelakangi oleh masa lalunya adalah mimpi buruk semua orang.

-TBC-

A/n : Aku bukan profesional, jadi ini hanya ilustrasi dan tolong dimengerti ini TIDAK NYATA. Jangan dibawa ke luar dari cerita ini ya ^-^


Random ThoughtsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang