Selamat Hari Ayah

8 1 0
                                    

[19062022]

Melihat banyak orang yang sudah tidak bisa bertemu lagi dengan sosok yang disebut Ayah.

Dan Melihat banyak orang sudah tak menganggap lagi keberadaan sosok yang disebut Ayah.

Bagaimana rasanya, melihat mereka yang begitu disayang oleh sosok yang disebut Ayah?

Bagaimana rasanya, melihat mereka yang begitu dicinta sampai dibimbing oleh sosok yang disebut Ayah?

Bagaimana rasanya, melihat mereka yang begitu dilindungi oleh sosok yang disebut Ayah?

Bagaimana rasanya melihat mereka yang masih–dan begitu mudahnya mengobrol dengan sosok yang disebut Ayah layaknya mengobrol dengan teman?

Bagaimana rasanya?

Sayang, tak semua anak merasakan hal itu. Banyak dari mereka yang mengalami kekerasan dan menjadi mimpi buruk tiap kali mendengar kata 'Ayah'.

Tak bisa dipungkiri jua, mereka yang telah ditinggalkan hanya bisa mengenang lewat memori indah atau menyesal yang perlahan berubah menjadi perasaan bersalah hingga menyalahkan diri.

Namun, kalian yang mendapati hal itu semua–dapat merasakan kasih sayang, dapat merasakan bagaimana dilindungi mati-matian, dapat merasakan dibimbing oleh mereka yang disebut sebagai Ayah, syukuri.

Pesanku hanya satu, syukuri. Jujur saja, orang seperti mereka langka. Jadi, jaga mereka baik-baik, ya?

Baik kehilangan mereka karena harus terpisah antara dunia dan akhirat maupun kehilangan mereka karena tak pernah ada raganya. Rasanya sama.

Sama-sama sakit.

Selamat Hari Ayah.

Untuk sosok orang yang sudah berjuang kerja keras demi menghidupi keluarganya.

Untuk sosok orang yang sudah bertanggung jawab menjadi kepala keluarga.

Untuk sosok orang yang sangat mencintai, menyayangi, dan membimbing anak-anaknya menjadi sukses.

Dan tetap kuucapkan pada mereka, sosok yang disebut sebagai Ayah walau tak pernah berada di rumah untuk bertanggung jawab menjadi kepala keluarga, berjuang keras demi menghidupi keluarganya, serta mencintai, menyayangi, dan membimbing anak-anaknya layaknya keluarga harmonis di luar sana.

Selamat Hari Ayah, Pah. 

a/n : Maaf karena membawa suasana sedih, serius, tidak ada maksud, hanya menuangkan pikiran di saat yang tepat. 

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 19, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Random ThoughtsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang