mendengar yang mana?

10 1 0
                                    

!Trigger Warning! Menyebutkan kata slut , strippers , menjual diri , kata-kata kasar !Trigger Warning!

-ooo-

"Bian! Bian!" Perempuan yang namanya dipanggil oleh seseorang itu menoleh, menatap seorang laki-laki yang sedang berlari mengejarnya lalu berhenti setelah jarak mereka berdekatan.

"Iya? Ada apa?" tanya Fabian kebingungan sembari menunggu sosok di depannya yang sedang menetralkan nafasnya.

"Gua mau tanya sama lo."

"Iya? Tanya aja silahkan."

Lelaki di depannya menggelengkan kepala. "Tapi nggak disini. Di taman belakang. Yang mau gua tanya agak sensitif soalnya."

Kini Fabian benar-benar kebingungan dengan permintaan lelaki di depannya, ia saja baru menyadari jika lelaki di depannya adalah adik kelasnya.

"O-oke, boleh-boleh aja."

-ooo-

Keduanya telah berada di taman belakang yang letaknya persis di belakang sekolah. Memang mereka harus berjalan untuk sampai di taman tersebut. Tapi tidak masalah bagi mereka yang ingin mengobrol tanpa ada yang mendengarkan topik pembicaraannya.

Setelah lelaki itu memastikan tidak ada siapapun di sekitarnya kecuali mereka berdua. Barulah lelaki itu menatap mata Fabian lekat-lekat.

"Jadi...? Ada apa? Mau tanya apa emangnya?"

"Please, jangan tersinggung," Lelaki itu mengambil nafas dalam-dalam lalu membuangnya perlahan.

Sejujurnya ia tahu bertanya seperti ini ke orangnya langsung sangatlah tidak sopan mengingat topik pembicaraan yang ia bawa memang sensitif. Tapi lebih baik bertanya langsung pada orangnya ketimbang mendengar rumor-rumor yang tidak ada faktanya, 'kan?

"Gua dapet kabar dari lingkungan sekitar gua. Katanya lo pernah ngejual diri. Semacam strippers atau slut gitu. Itu bener?"

Bukannya tersinggung dengan pertanyaan yang memojokkan, Fabian malah tersenyum lebar.

"Lingkungan sekitar lo brengsek juga, ya, dek. Saking gak sukanya sama gua, sampe ada rumor bertebaran gitu tentang gua," jawabnya seraya tertawa, mengejek bagaimana teman adik kelasnya ini sangat tidak bagus.

"Jawab aja dulu. Gua mau mastiin kalau itu salah dengan bertanya langsung sama lo," cecar lelaki itu.

"Tergantung," Fabian menggantungkan ucapannya.

"Tergantung gimana?"

"Ya, tergantung lo mau denger yang mana."

"Maksudnya?" Lelaki itu semakin bingung dengan perkataan Fabian.

Sementara perempuan itu tersenyum miring, "Tergantung lo mau denger versi gua atau versi mereka?"

Lelaki itu langsung terdiam membisu, bingung ingin menjawab pertanyaan dari kakak kelasnya itu.

-end-

Note : Cerita ini tidak menyinggung siapapun atau/dan apapun. Ini hanya cerita, mohon untuk tidak membawa cerita ini keluar dari tempatnya. Terima kasih.

Random ThoughtsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang