Chapter 20

2.7K 160 70
                                    


    Halo sobat

.
.
.

    "Dasar cacat!" teriak seorang lelaki dari arah kantin.

     Semua siswa/i menatap sinis ke objek yang di bully siapa lagi kalau bukan Alia.

     "Eh lu cewek bodoh sini, ambilin saus!" teriak Roni yang sudah jelas saus ada didekatnya, namun ia senang sekali melihat Alia ditertawakan oleh banyak orang.

     Alia mendekati meja anak Lionstar, ia mengambil saus tersebut dan memberikannya ke Roni, namun Roni menepisnya sampai saus itu berceceran. "Lo punya otak gak sih? Gue kan belum nyuruh lo buat di kasih ke gue langsung, gue mau lo letakin di deket piringnya bukan langsung ke tangan gue. Dasar cewek bodoh! Lo gak pantes disekolah ini anjing!" teriak Roni.

     Huuuuu

     Bodoh, beban keluarga

     Cacat fisik dan cacat mental deh kayaknya

    Semuanya menertawai Alia dan membullynya, namun ia tak masalah, biarkan saja bukannya sudah terbiasa seperti ini.

   7 bulan kemudian

   Alia tidak menyangka ia bisa melalui hari-hari yang begitu kelam menurutnya. Ia bisa kuat dari penyakit sialannya itu.

   Hari ini adalah pembagian raport sekolah, yah Alia duduk di samping Ayahnya. Entalah sangat senang karena Ayahnya bisa menemaninya untuk mengambil raport, begitupun dengan Wenda bersama kedua orang tuanya.

    Guru pun datang dan mulai membagikan raportnya. "Alia, silahkan untuk orang tuanya ambil raportnya." seru guru tersebut.

    Banyu kedepan dan menghadap guru tersebut. "bagaimana pak?" tanya Banyu.

    "Nilai Alia selalu kecil pak, apalagi ditahun sekarang dia benar-benar menurun sekali bahkan skor nilainya saja sangat terkecil disekolahan ini," ucap gurunya.

    Semuanya yang mendengar penuturan gurunya tertawa diam-diam karena Alia dan nilainya yang kecil.

    "Memang pak anak saya yang satu itu bodoh dan hanya membuat saya malu." ucap Banyu dengan enteng.

   Satu kelas tertawa mendengar ucapan orang tua Alia, sedangkan Alia hanya bisa menunduk diam.

    "Apa yang lucu, gue tanya?! Dan buat om tolong jaga sikap yah, gak seharusnya om kayak gitu ke Alia," seru Wenda yang sangat emosi melihat keadaan dikelasnya.

    "Saya tidak ada waktu untuk meladeni anda," ucap Banyu yang kemudian menarik paksa Alia, gadis itu terlihat sangat menyedihkan.

    Namun saat itu juga Wenda izin ke kedua orang tuanya untuk menyusul Alia, ia takut jika Banyu akan melakukan hal yang tidak-tidak. Mereka berdua ke rooftop dan disitu Alia menangis, baru kali ini Wenda melihat Alia menangis tanpa diminta. Mungkin Alia serapuh itu akibat Ayahnya sendiri. Wenda memeluk Alia, rasanya sangat sakit melihat Alia seperti itu.

   "Gue janji bakal bawa pergi lo, Alia." batin Wenda

    "Keluarin semua Alia,"

    "Hiks... hiks aku malu Wen, emang yah aku bikin malu keluarga aku, yah seharusnya aku gak ada di keluarga ini." ujar Alia.

    "Lo gak boleh ngomong kaya gitu Alia," balas Wenda.

    "Lo chek kesehatan hari ini yah, sama gue." seru Wenda.

    "Gak mau hal kaya gitu sempurna Wen, pada akhirnya aku bakalan mati." kata Alia yang menatap langit, ia tidak berani jika menatap mata Wenda.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 30, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ALIA DAN LUKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang