Chapter 19

1.7K 124 45
                                    


Lama aku gak UP yah, maaf banget yah.

.

.

.

"Wen, aku duluan yah. Kamu hati-hati." seru Alia yang melambaikan tangannya ke Wenda, cewek itu hanya membalas dengan senyuman ingin rasanya ia mengajak pulang bareng namun pasti Alia menolak keras.

Alia berjalan dengan santai dan menikmati jalan yang ingin menuju kafe tempat kerjanya. Ia bersenandung kecil dan melihat keseliling. "Begitu sunyi dan sepi, ini yang aku suka." gumam Alia.

Namun dari belakang ada suara motor yang mengebut dengan kencang sampai membuat Alia terkejut, motor itu berhasil menenggor Alia sampai Alia terjatuh dan meringis kesakitan.

"Akhhh... sa-kit" ringis Alia.

Orang yang mengendarai motor itu membuka helmnya dan betapa terkejutnya orang tersebut adalah Cindy serta seorang cowok yang Alia tidak kenal. Namun Alia memfokuskan name tag yang ada di dada bidangnya, terukir namanya Marko.

"Oh jadi nih cewek yang jadi pacarnya seorang Gema?" tanya Marko pada Cindy dan kemudian menatap sinis ke Alia.

"Cantik dan pasti murahan, dibayar berapa lo sama Gema?"

Alia cuman diam, ia sangat malas mendengarkan cacian dari orang-orang.

"Lo diem gak punya mulut?" tanya Cindy.

"Kamu siapa? Dan niat kamu apa lagi?" tanya Alia pada Marko.

Marko mendekat ke Alia dan membelai pipi lembut Alia namun ada sedikit goresan dan bekas tamparan yang belum sembuh total. "Gue Marko musuh dari Gema." jawabnya yang membuat Alia terdiam sejenak dan mencerna kata-kata dari cowok di dekatnya itu. "Jadi kamu...." seru Alia pada Cindy, yang membuat Cindy tersenyum. "Iya kenapa emang salah kalo gue sama Marko yang jadi musuhnya Gema dan abang gue?" potong Cindy.

"Kamu jahat banget Cin, kamu emang benar-benar egois, kamu gak mikir gimana kalo mereka tau? Gimana sekecewa mereka ke kamu? Gema udah prioritasin kamu di bandingkan aku, Gema lebih memilih kamu, Gema lebih menyempatkan waktunya buat kamu, Gema rela berbohong demi pengen sama kamu, anak Pionix rela-relain gangguin aku tiap hari, bully dan hina aku, itu semua demi kesenangan kamu dan ego kamu, sedangkan kamu? Malah kayak gini?" cecar Alia yang benar-benar habis pikir sama kelakuan Alia.

"Gak usah nyalahin gue anjing, gue kayak gini karena gue tuh iri sama lo. Lo bakal tau nanti," ucap Cindy. "Cabut Ko." seru Cindy.

"Sampai jumpa cantik," seru Marko yang tersenyum devil kepada Alia.

* * *

Sampai nyampe di tempat kafe, ia mulai berkerja seperti biasanya. Hari ini pengunjung cukup ramai, sampai semua pelayan seperti Alia sedikit bingung.

Alia duduk di kursi kasir terlebih dahulu, ia mengusap keringatnya dan menghembuskan nafasnya pelan. "Capek ya?" tanya pelayan yang bernama Sari.

"Lumayan Kak," jawab Alia.

"Yaudah kamu bagian kasir aja dulu, biar aku yang gantiin kamu. Kita putar posisi aja, kasian kamu." seru Sari.

"Ga pa-pa Kak?"

"Ga pa-pa. Hari ini gak ada jam kuliah jadi tenang aja. Kamu kan habis sekolah pasti capek." kata Sari.

* * *

Alia pulang dari kafe, sangat capek sekali cuman tidak apa. Ia melihat tasnya dan mengambil botol, yang di dalamnya tinggal tersisa satu obat, apakah satu obat akan cukup pikirnya untuk dirinya bisa tidur dengan tenang. Ia menghitung uang di sakunya. "Ga cukup, aku harus gimana ya? Minta sama Mama gak mungkin dong yang ada aku di marahin besar nanti." keluh Alia.

ALIA DAN LUKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang