Gimana? Pada mau lanjut? Komen dong jangan jadi SIDER!!!.
.
.
Gema menatap Alia dari kejauhan, batinnya sakit saat melihat Alia. Cewek itu banyak sekali luka, sebenarnya itu luka karena apa, dan tubuh Alia yang semakin kurus. Gema pengecut ia tak berani mendekati Alia, ia tidak mau membuat gadis itu kecewa lagi tapi ia berat jika harus menjauhi Alia.
"Aku gak tau masalah kamu sekarang Alia," gumam Gema.
Masalah Alia bukan sekarang namun dari dulu, gadis itu terus menyimpannya. Bisa dilihat jika Alia terus terlihat senang dan bahagia padahal nyatanya tidak.
"Kamu hebat Alia," seru Gema dengan tatapan sendu.
"Maafin aku yang selalu ngecewain kamu, maaf dan maaf. Mungkin kamu bosen denger ucapan aku yang terus minta maaf." seru Gema yang lagi-lagi berbicara pada angin lalu.
🐸🐸🐸
Alia tersenyum kembali saat ia sampai di kantin.
"Bekal? Dari siapa?" tanya Wenda.
"Dari Mama dong," seru Alia yang tersenyum.
"Dari Mama lo? Berarti Mama lo sayang banget yah?" tanya Wenda.
"Aku harus ngomong berapa kali sama kamu Wenda, kalo Mama aku sayang banget sama aku. Makanya aku beruntung banget." ucap Alia yang menutup matanya karena ia tidak sanggup jika harus menatap manik Wenda.
"Lo bohong sama gue." desak Wenda.
"Bohong? Aku bohong tentang hal apa Wen sama kamu?" tanya Alia yang tidak mengerti dari maksud omongan Wenda.
"Sampai kapan lo bohongin gue Alia? Si pembohong." cetus Wenda yang meneteskan air matanya.
"Kamu ngomong apa sih Wen." gurau Alia.
"Ngomong sama gue, kalo selama ini lo gak baik-baik aja kan?" tanya Wenda.
Alia menghembuskan nafasnya, "Aku baik-baik aja. Kamu liat aku, aku gak nangis kan? Aku selalu senyum karena aku bahagia Wenda." seru Alia.
Bahagia? Lupakan, rasa itu tidak pernah ada di dalam hidup Alia, yang ada hanya kesedihan yang terus menghampirinya.
"Udah yah Wen, jangan nangis dong. Aku baik-baik aja kok." gumam Alia yang tersenyum.
Alia membuka bekalnya dan menyuapkan sendok yang berisi nasi ke dalam mulutnya namun itu gagal karena teriakan seseorang.
"ALIA!" teriak Jino.
Dengan terpaksa Alia menghampiri Jino, padahal perutnya sudah keroncongan. Ia lapar dari malam belum makan nasi sedikitpun.
"Ada apa Jino?" tanya Alia yang menunduk.
"Jangan sebut nama gue dengan mulut lo, sialan. Gue gak sudi!" bentak Jino yang membuat Alia menutup matanya.
"Pesenin gue makanan dan minuman," suruh Jino.
Alia kembali ke dapur kantin dan membawa senampan makanan dan minuman untuk di hidangkan ke Jino dan lainnya. Setelah menghidangkan makanannya Alia kembali ke majanya dan membuka bekalnya lagi.
"Alia, ambilin garpu cepet. Gue gak bisa makan mie pake sendok goblok!" teriak Beno pada Alia.
Alia kembali menutup bekalnya, ia menghela nafasnya dan kembali ke dapur kantin dan meminta garpu. Alia memberikannya ke Beno.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALIA DAN LUKA
Roman pour Adolescents[ HARAP FOLLOW TERLEBIH DAHULU SEBELUM MEMBACA ] Sedih, jangan dibaca kalo gak mau nangis.