Chapter 12

1.3K 117 16
                                    


    Apa kabar?

Vote dong! Komen juga yah

.

.

.

   Alia pulang dengan keadaan mengenaskan, bajunya sangat kotor karena lemparan tepung dan telur. Kakinya melangkah walau ada rasa sakit menjalar di kepalanya.

    Alia membuka pintu rumah dan mendapatkan Resti dan Banyu yang tengah menatapnya tajam.

    "Papa sama Mama nungguin Alia pulang yah? Alia seneng banget." seru Alia yang tersenyum.

    "Ini buat Mama dan ini buat Papa." seru Alia yang memberikan sepasang gantungan.

    Namun pemberiannya di buang dan dilemparkan oleh Banyu, Ayahnya. Alia meneguk ludahnya kasar, rasanya sangat kecewa. Sudah sangat susah mendapatkan uang untuk membeli gantungan.

    Namun saat itu pula Resti menampar pipi kanan Alia. Banyu mengambil kayu balok dan memukulkannya ke kaki Alia sampai cewek itu tumbang dengan keadaan rasa sakit yang luar biasa.

    "Alia salah apalagi Ma?" tanya Alia yang suaranya sudah bergatar.

    "Kamu maling, kamu bikin saya malu!" teriak Banyu yang kemudian memukul Alia.

    Bugh...

    Arghhh...

    "Alia mo-hon ber-hen-ti, sa-kit Pa." rintih Alia yang menutupi wajahnya dengan kedua tangannya.

    "Kamu tau akibat ulah kamu, harga diri kami di pertaruhkan. Alia kalo kamu butuh uang itu kerja bukannya maling!" teriak Resti.

    Alia memejamkan matanya dan tersenyum kecil, "Alia engga nyuri uang Ma. Demi sumpah apapun, Alia ga pernah." seru Alia.

    "Mana ada maling ngaku." tukas Banyu.

    "Iya yang nyuri uang Jino itu aku Ma, aku orangnya. Sekarang Mama sama Papa bebas mau ngelakuin hal apa aja ke aku. Aku ikhlas kalo kalian juga bunuh aku." lirih Alia yang sudah pasrah.

    Alia bangkit dan mencoba untuk berdiri, namun kakinya sangat sakit. Ia kembali berusaha dan melangkahkan kakinya. Ia berjalan tertitah-titah.

    "Kaki aku pincang gara-gara Papa aku sendiri yah? Sedih banget. Dari dulu aku mau kado dari Papa tapi yang aku dapatkan pukulan, tamparan, makian dan cacian. Rasanya sakit banget Pa." gumam Alia.

    "Tapi aku seneng Papa ngasih kado ke aku, yah pukulan di kaki aku itu kado dari Papa kan? Papa ga lupa juga yah."

    "Alia cuman pengen kepercayaan kalian, apa itu sulit? Alia pengen Mama sama Papa bisa sayang lagi ke Alia." lanjut Alia yang sudah menangis hebat.

    "Kalian selalu sibuk sama Kak Claudy, sampai lupa ke aku. Sebenarnya aku ini udah mati atau emang ga dianggap?"

    Resti kembali menggeplakan kayu bolak itu ke tangan Alia sampai cewek itu meringis hebat. Resti dan Banyu pergi meninggalkan Alia.

    Tubuh Alia serasa mati rasa, tangan dan kakinya sakit akibat kayu balok dan kepalanya yang serasa ingin pecah. Tangan Alia bergerak mengambil sesuatu di tasnya, namun naasnya obat itu sudah habis.

    Alia menangis, rasanya tidak kuat lagi. Tubuh Alia tergelatak di ruangan keluarga.

    * * *

    Matanya terbuka dengan perlahan, ia bangun dan menatap keselilingnya. Ternyata dia sudah berada di dalam kamar.

    "Alia."

ALIA DAN LUKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang