20 : Waktu Yang Tersisa

303 54 51
                                    

Tolong bantu tandain typo ya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tolong bantu tandain typo ya.
Happy reading buddies!

•••

Pagi-pagi sekali, Kiera terlihat sudah terbangun dari relung mimpinya dan terlihat tengah bersiap untuk mengunjungi rumah ibunya. Sudah lama sekali sejak kunjungannya terakhir kali. Meski dalam beberapa kesempatan Kiera tak pernah lupa untuk menghubungi ibunya, namun tetap saja kerinduannya kepada sang ibu tidak akan hilang dengan mendengar suara ibunya melalui sambungan telepon saja.

Kiera punya cukup waktu untuk bersantai dan berbincang dengan ibunya sebelum pekerjaannya dimulai. Karena Jorel mengatakan jika hari ini mereka hanya akan melakukan sesi pemotretan untuk poster film yang akan segera tayang.

Kiera memeriksa pesan yang masuk dalam notifikasi pesan di ponselnya.
Itu pesan dari Gemitha yang mengatakan ia akan tiba sebentar lagi.

Kiera mengeluarkan hairdryer dari dalam laci meja riasnya. Ia terbawa pada memori ketika ia dan Alagan bersiteru tempo hari. Ironisnya mereka selalu mengulang perseteruan itu setiap tahunnya. Namun kali ini topik perseteruan mereka tampaknya akan bertambah setelah Alagan tahu kebenaran dalam hubungan Kiera dan Kalendra. Tepatnya kebenaran atas hubungan 'pura-pura' yang mereka jalani.

Ah, membicarakan soal Kalendra. Kiera hingga kini tak mampu merutuki kebodohannya malam tadi. Bahkan ketika ia sedang menyikat gigi atau pun mencuci muka, tingkah bodohnya itu selalu terbayang di kepalanya. Setelah itu Kiera merasakan jantungnya yang seperti akan meledak. Entah apa sebabnya.

"Tenang, Kiera. Jangan bodoh." Kiera menarik nafas perlahan kemudian meletakkan hairdryernya ketempat semula sebelum ia memberikan polesan terakhirnya yaitu lipbalm. Ia akan merias keseluruhan wajahnya begitu ia akan tiba ke lokasi syuting saja.

Ditengah kegiatannya berlangsung, suara bel dibunyikan berkali-kali terdengar. Itu bukan Gemitha atau pun Jorden karena Kiera jelas tahu jika mereka mengetahui password apartemen Kiera. Alagan? Ah pria itu juga tahu.

Kiera bergegas berjalan untuk membuka pintu apartemennya. Dan dalam sesaat nafasnya tercekat. Dan raut wajahnya tanpa sadar menegang.

Galathea dengan tampang angkuhnya berdiri di depan pintu apartemennya. Kiera bahkan tidak tahu dari mana wanita paruh baya itu mengetahui alamat tempat tinggalnya. Apakah Kalendra memberitahunya?

"Boleh aku masuk?" tanyanya dingin. Kiera memblokir akses Galathea untuk masuk dengan cara berdiri di depan pintu tanpa berniat bergeser.

"Kiera, boleh aku masuk?" ulangnya dengan penuh penekanan.

Kiera menyingkir dari pintu, dan tanpa bertanya lagi atau pun dipersilahkan, Galathea melengos masuk dengan langkah tegasnya.

SCANDARIOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang