Mengertilah

1.6K 180 30
                                    

"Byee".

Gracia melambaikan tangan pada Desy dan juga Okta yang memilih pergi lebih dulu, karena driver online nya sudah tiba. Sedangkan ia masih menunggu jemputan sang Papa yang entah mengapa malam ini terlambat menjemput.

Dirinya masih berdiri di depan lobi mall FX. Memandang kosong pada pijakkan nya. Dan, sejenak kemudian dia mulai melamun entah memikirkan apa.
Ia tidak menyadari jika dari sisi samping kanan datang Shani yang sejak tadi memang sudah memperhatikan nya.

Gadis cantik berambut panjang itu langsung mendorong Gracia secara tiba-tiba. Membuat Gre kaget, dan nyaris berteriak. Tapi, Shani sudah lebih dulu membawa Gracia pergi meninggalkan lobi.

"Ci, aku lagi-".

"Aku anter kamu pulang". Sela Shani tanpa menunggu ucapan Gracia selesai.

Ia langsung membawa Gracia menuju mobilnya dan dengan cepat mendorongnya masuk tanpa memberi kesempatan untuk Gracia berontak apalagi menolak. "Ci!' seru Gracia ketika Shani sudah menutup pintu mobil.

Shani berjalan mengitari depan mobilnya dan kemudian masuk ke sisi kemudi. Membuat Gracia menatapnya tidak percaya, namun tidak berkata apapun. Gracia hanya bisa menghela napas kasarnya.

"Tumben gak pulang sama Kak Viny." Ujar Gracia mengenakan sabuk pengamannya.

Shani tidak menjawab, hanya menoleh pada Gracia sebentar kemudian melajukan mobilnya meninggalkan pelantaran parkir.

Sepanjang perjalanan pulang keduanya hanya diam. Shani fokus pada kemudi dan jalanan. Sedangkan Gracia sengaja menyibukkan diri dengan ponsel. Membuka media sosial atau sekedar membuka dan menutup menu aplikasi.

Sampai tiba-tiba ia merasa mobil yang di tumpanginya berjalan dengan perlahan dan kemudian menepi.
Dia langsung memandang sekitar, lalu menoleh pada Shani yang menatap lurus kedepan.

"Kenapa berhenti?". Tanya Gracia heran.

Shani tidak langsung menjawab, gadis itu diam dengan masih menatap kedepan. Sampai, beberapa detik kemudian Gracia melihat air bening tiba-tiba saja keluar dari celah mata Shani.

"Ci-".

"Aku sayang kamu, Ge". Sela Shani begitu saja.

Sambil terisak, ia kemudian menoleh dan menatap pada Gracia dengan air mata. "Aku sayang kamu, apa itu gak cukup?."

Gracia mengernyitkan dahinya. "Kenapa sih, kamu harus menghindar? Kenapa? Apa salah sikap aku sama kamu? Kamu marah aku jadian sama Kak Viny?".

"Kamu ngomong apa sih." Respon Gracia membuang mukanya ke samping.

Shani menhela napas berat, ia menekan habis perasaan nya yang memang sangat kacau dan juga sedih. Kembali ia memandangi kedepan, dan kemudian memutuskan untuk turun dari mobil meninggalkan Gracia yang kemudian melihat kepergian nya.

Ia menangis.



***

"Kak Viny".

Viny sedang membereskan barang-barang nya saat mendengar namanya di panggil. Lalu saat ia menoleh kebelakang, ia mendapati Anin yang sedang berdiri di ambang pintu.

"Eh, Anin. Belum pulang?". Kata Viny menutup ranselnya. Lalu kemudian memberi perhatian penuh pada Anin.

"Belum di jemput." Jawab Anin.

Viny mengangguk, kemudian berjalan keluar dari dalam ruang latihan itu. Begitu juga dengan Anin, keduanya berjalan dengan beriringan menyusuri koridor dan kemudian berjalan menuju lift untuk turun ke lobi.

BackstreetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang