Ada yang retak

3.5K 437 105
                                    

My Gre : Ci, aku udah di theater nih. Cici di mana ?

Shani langsung beralih ke depan setelah membaca chat yang baru masuk dari Gracia. "Kak, kita ke Theater sekarang yuk " ucap Shani, pada Viny yang duduk di hadapan nya. Mereka berdua tadi setelah pulang ke kos Shani sebentar dan kemudian Viny mengajak nya makan lebih dulu sebelum ke theater.

"Sekarang ?" Tanya Viny, ia melihat jam di tangan nya.

"Iya, aku ada janji sama Gre " jawab Shani.

Viny menghela napas berat nya, ia tidak tau kenapa Shani selalu saja lengket sama Gracia. Mereka hanya berteman, tapi Viny mulai merasa kalau keduanya lebih dari teman. Gracia kadang terlalu manja pada Shani. Tapi, Shani seolah juga terlalu memanja kan gadis itu.

"Shan, boleh aku minta jawaban kamu " ucap Viny, tiba - tiba. Membuat kegiatan Shani yang sedang membalas chat Gracia jadi terhenti.

Ia kembali menoleh pada Viny. Menatap lekat juga cemas sendiri. Ini lah yang paling ia takuti. Sebenarnya ia bisa saja langsung menjawab. Hanya saja, ia terlalu takut untuk melukai hati senior di depan nya ini.

"Kak -"

"Shan, aku serius sama kamu. Aku sayang sama kamu. " ujar Viny, meraih tangan Shani dalam genggaman nya.

Shani menatap kedalam bola mata Viny. Ia bisa melihat kalau Viny memang serius mencintai nya. Bahkan terlihat begitu tulus. Membuat nya tidak tega jika harus menyakiti hati Viny. Namun, jika ia tidak juga tegas dalam hal ini, maka bukan hanya Viny yang ia lukai tapi Gracia. Dan, ia rasa ia tidak akan melakukan itu. Ia lebih tidak mau lagi menyakiti gadis nya itu.

"Kak, maaf kalau selama dua bulan ini aku kesan nya menggantung kan jawaban ku. Sungguh aku gak bermaksud untuk begitu " ucap nya akhir nya.

Shani ikut menggenggam tangan Viny dengan terus menatap lirih pada Viny. "Kak, aku juga sayang sama kakak. Jujur, selama kita dekat. Aku nyaman sama kakak. Aku ngerasa di lindungi banget, kakak selalu ada buat aku.

Tapi, aku minta maaf. Aku gak bisa milih kakak. "

"Maksud kamu ?" Tanya Viny tidak mengerti.

Shani kembali menghela napas berat nya. Jujur ia juga memiliki rasa yang sama pada Viny. Tapi, rasa itu tidak sebesar rasa kepada Gracia. Seandai nya memang harus memilih, maka akan tetap Gracia. Walau ia juga menyayangi Viny. Tapi, ia akan selalu memilih Gracia.

"Kak, aku gak bisa nerima kakak. Aku memang cinta sama kakak, tapi gak bisa bersama. Karena -"

"Apa ada orang lain ?"tebak Viny. Shani sama sekali tidak terkejut, karena ia yakin kalau Viny juga tau.

"Iya "

"Tapi kamu juga mencintai ku, kenapa tidak bisa bersama ? Shan "

"Maaf kak, walau aku ingin bersama dengan kakak. Tapi, keinginan ku jauh lebih besar ingin bersama nya "

"Apa maksud mu?"

"Kak, aku harap kakak ngerti. Aku -"

"Apa dia Gracia " tebak Viny, lagi. Namun kini ada sedikit amarah di sana. Ada perasaan tidak terima.

"Iya, " jawab Shani, dengan tegas.

Viny memaling kan muka ke arah lain. Ia tidak bisa menunjukkan kecewa nya pada gadis di depan nya.

"Kak, sebelum Kakak dia udah lebih dulu mengisi hati aku. Bahkan ia sudah menduduki tahta paling tinggi di hati aku " ujar Shani lagi.

Viny menekan habis rasa sakit hati nya. Harus kan Shani mengatakan itu padanya ?.

BackstreetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang