Prolog

8.2K 602 60
                                    

"Nal " ucap Veranda dengan suara lirih dalam caruk leher Kinal. Ia memeluk dengan nyaman perut Kinal. Memejamkan kedua matanya menikmati ke intiman ke duanya.

"Hm ?" Saut Kinal, juga memeluk Veranda.

"Kangen " senyum Kinal merekah. Veranda baru saja mengakui sesuatu yang tidak pernah ia ucapkan padanya.

Akhir - akhir ini keduanya memang sudah sangat jarang bertemu. Itu karena kesibukkan mereka berdua yang telah berbeda.

Sejak Ve memutuskan untuk Graduet dari JKT48. Maka intensitas ketemu mereka sangat terbatas.

Jadi, wajar kalau akhir nya seorang Jessica Veranda meruntuhkan gengsi nya saat ini. Yaitu mengakui rindu nya pada Kinal. Sahabat sekaligus orang yang di cintai nya sejak empat tahun terakhir ini.

Di bawah langit gelap dengan diterangi Bintang. Kinal mengeratkan kembali pelukkan nya. Mengecup kening Ve dengan lembut. Menggumam kan satu kata yang sama membalas ucapan Veranda.

"Aku juga "

------------ --- -- - --

"Gre, Gracia " seru Shani, saat keduanya berada di koridor menuju ruang member.

Gracia menghentikan langkah nya beberapa meter di depan Shani. Tidak minat untuk menoleh kebelakang. Pada Shani yang tampak kesal pada nya.

"Kamu kenapa sih? Aku salah apalagi sama kamu ?" Tanya Shani dengan nada geram.

"Gak ada, Cici gak salah apa - apa " jawab Gracia dengan nada lelah.

"Terus? Kenapa jadi cuek gini ?"

"Biasa aja " jawab Gracia melirik kebelakang melalui bahu nya.

Shani mendesis geram. Ia melangkah mendekati Gracia dengan marah. Dan berdiri di hadapan Gracia.

"Kamu marah aku jalan sama Kak Viny ?" Tanya Shani.

"Apa hak ku buat marah ?" Gracia berhasil membalas pukulan telak pada Shani. Dengan tatapan berani ia seolah menantang gadis cantik di hadapan nya. Membuat Shani terdiam membisu.

Gracia tersenyum sinis. Dan kemudian melangkah lebih dulu menuju ruang member. Mengabaikan Shani yang masih berdiri di tempat.

--------- --- --------

"mau kemana ?" Tanya Veranda, yang memperhatikan Kinal yang sedang menalikan sepatu putih nya.

"Keluar " jawab Kinal tanpa menoleh.

"Sama siapa ?" Tanya Ve dengan memicing matanya pada Kinal.

"Shania "

"Shania atau Yona ?" Tanya Ve dengan nada menyelidik.

Kinal menghela napas kasar nya, menyelesaikan talian terakhir. Lalu menegakkan tubuh nya. Ia beranjak dari sofa dekat jendela. Dan berjalan menghampiri Veranda yang duduk bersandar di tempat tidur.

Cup

Kinal mengecup bibir Ve sekilas. Lalu tersenyum menatap muka Ve yang masih cemberut.

"Kamu masih aja cemburu sama Yona " ujar Kinal mengusap lembut pipi Veranda.

"Ada yang salah ?" Ketus Ve padanya., membuat Kinal terkekeh. Kembali mengecup pipi kanan Veranda.

"Gak ada sih, cuma takut aja cemburu kamu itu nanti jadi boomerang buat kamu sendiri. " ucap Kinal mengusap kepala Veranda. "Coba deh, percaya sama ku "

"Percaya sama buaya ijo ? Cih... enggak deh " delik Ve, membuat Kinal mendelik dan merajuk.

"Terserah kamu deh, aku pergi ya. " ujar Kinal, ia pamit pada Ve yang masih bergelung di atas kasur nya. Membiarkan Kinal pergi dengan dengusan kasar dari nya.

BackstreetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang