Jam sudah menunjukkan pukul dua dini hari. Tapi Kinal masih terjaga, duduk di depan meja dengan laptop menyala. Ia mengenakan headphone menyumpal kedua telinga nya agar suara yang di timbulkan dari permainan yang sedang ia main kan sejak dua jam yang lalu tidak mengganggu Feni, yang sedang terlelap di atas tempat tidur.
Dalam penerangan yang sengaja ia minim kan. Hanya lampu tidur yang ada di atas nakas samping tempat tidur yang ia nyalakan.
Dan juga penerangan dari layar laptop nya.Semua yang nge fans dengan gadis yang tidak tomboy - tomboy banget dan tidak feminim - feminim banget itu pasti sudah tau kalau Kinal suka main game. Dulu ia sangat menyukai game yang perang - perangan. Dan saat ini, ia sedang tergila - gila dengan game yang lagi hits banget. Yaitu, Ml atau Mobile Lagend.
Kalau Kinal sedang main, maka gadis yang baru saja menginjak umur 22 tahun itu bisa lupa dengan segalanya.Termasuk pada seseorang yang sudah sejak dua jam yang lalu menelfon dan menyerbunya dengan berbagai chat. Tapi, Kinal tidak mengacuhkan nya. Ia bahkan tidak berusaha untuk memeriksa nya.
Saat jam sudah menunjukkan pukul tiga subuh lewat, baru ia mulai mematikan laptop nya. Dan mulai menguap, mata nya mulai berat.
Kinal beranjak menuju tempat tidur, membaringkan tubuh di samping Feni yang tampak damai dalam tidur nya. Dan ia pun mengikuti jejak adik ketemu gede beberapa detik kemudian.
Sret
Ghorden putih yang menutupi jendela lebar di tarik. Sehingga sinar matahari manusuk dan membuat Kinal yang sedang terlelap terganggu.
"Pen, .. tutup lagi, umi masih ngantuk tau.. " gumam nya masih setengah sadar. Ia bahkan masih memejmkan kedua matanya.
Gadis yang di kira Feni oleh Kinal berdecak kesal. Ia memandangi Kinal yang masih enggan membuka mata. Malah berbalik membelakaangi sinar matahari.
"Kamu mau bangun sendiri, atau aku guyur air es "
Reflek Kinal membuka kedua matanya. Tanpa mengerjab lagi. Ia dengan hati - hati melirik kebelakang.
Veranda berdiri dengan berkacak pinggang menatap tajam pada Kinal, yanga mulai menunjukkan cengiran bodoh nya.
"Pagi, sayang nya aku "
***
Dor dor
Bugh bugh
Dor dor
Okta melirik ke samping nya, di mana Gracia sedang duduk dan bermain game GTA di ponsel nya. Dengan menggunakan game pad nya. Gadis cantik berambut panjang itu terlihat sangat fokus.
"Gre, kamu suka banget main game jaman itu " celetuk Okta.
Gracia hanya mendengus malas, ia beranjak menjauh dari Okta. Memilih untuk duduk di pojok ruangan. Dan kembali fokus pada game nya. Sedang kan Okta hanya bisa memandangi gadis itu dengan takjub yang luar biasa melongo.
"Kenapa, Ta ?" Tanya Shani, yang baru saja tiba dalam ruang khusus member itu.
"Tuh, mendadak jadi autis " ucap Okta, menunjukka Gre dengan dagu nya.
Shani jadi ikut melihat pada Gracia, ia menghela napas panjang. "Aku ke sana deh, " pamit Shani.
Okta hanya mengangguk, dan kemudian menyibukkan diri kembali dengan ponsel nya.
"Serius amat, mbak " ucap Shani duduk di samping Gracia. Cewek itu menoleh sejenak pada Shani. Lalu kembali pada game nya. Membuat Shani cemberut dan kesal karena di cuekin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Backstreet
FanfictionJUST FANFICTION!!! CERITA INI HANYA FIKTIF BELAKA.!! Cerita dua orang gadis, dengan kisah cinta terlarang nya. dan juga sedikit rumit juga membingung kan. GreNal = Gracia dan Kinal. cerita ini hanya fiktif belaka. hanya imajinasi penulis semata.